Acara dialog tersebut dilaksanakan di Aula Ki Hajar Dewantara, Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakpus, Senin (1/12/2014). Berpakaian kemeja korpri, Anies terlebih dahulu memberikan beberapa pengantar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
Beberapa diantaranya adalah mengenai evaluasi kurikulum 2013 yang hingga saat ini masih menjadi kendala bagi para guru, khususnya yang berada di daerah. Menurut Anies, Kemendikbud telah membuat tim yang terdiri dari mantan kepala dinas, guru dan praktisi pendidikan untuk kembali mengevaluasi kurikulum 2013.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu guru yang memberikan pertanyaan berasal dari Sulawesi Selatan. Dirinya memberikan usulan mengenai masa jabatan kepala sekolah yang seharusnya dibatasi.
"Saat ini kalau kepala sekolah tersebut dekat dengan bupati, dia bisa lama masa jabatannya seharusnya mulai saat ini Pak Anies dan pemerintah pusat membatasi masa jabatan selama 8 tahun saja," ujarnya.
Kadis pendidikan provinsi Papua ikut 'curhat' mengenai distribusi buku yang tidak merata. Hingga saat ini, pendistribusian buku K13 untuk semester satu, lebih kurang baru 20 persen sekolah yang mendapatkannya.
"Lalu jaringan internet hingga saat ini adanya cuma di ibukota kabupaten. Apabila ingin mengecek sesuatu, guru harus turun dulu ke ibukota kabupaten, sehingga itu menjadi kendala dan kesulitan untuk guru kami," kata dia.
Sementara seorang guru wanita dari Riau, memberikan pertanyaan yang lain. Dia mempermasalahkan sertifikasi guru dan jam kerja guru yang saat ini selama 24 jam. Menurutnya, jam kerja seberat itu, ditambah dengan urusan hidup dan keluarga, semakin berat apabila sertifikasi dari pemerintah pusat belum ada.
Mendapatkan berondongan pertanyaan, hanya beberapa yang dapat dijawab Anies, meskipun hanya inti permasalahan saja. Dua jam diskusi rupanya belum memuaskan keinginan para guru untuk mempertanyakan segala permasalahan, termasuk mengenai kesejahteraan guru.
Sehingga, Anies memberikan usul supaya para guru dan Kadis Pendidikan untuk menuliskan segala unek-unek dan permasalahan di daerah dalam bentuk email, dan mengirimkannya langsung kepada dirinya.
"Bapak ibu tuliskan, apa yang menjadi concern dalam bapak ibu sekalian. Kirimkan ke anies.baswedan@kemdikbud.go.id. Bapak ibu menuliskannya jangan dalam email, tapi ditulis juga dalam dokumen sehingga nanti jadi attachment sehingga saya bisa menyimpannya. Bapak ibu tolong tulis nama, kabupaten dan kota, sehingga saya bisa mengkalisifikasikan," kata mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut.
"Mindset kita adalah menyelesaikan masalah bukan semata-mata menyelesaikan sesuai aturan, tetapi mencari induksi, mencari awal masalahnya. Lihat di hilirnya, baru bisa melihat ke hulunya," tutup Anies.
(rni/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini