detikcom mewawancarai Mehdawi di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (30/11/2014) malam. Di situ ia hadir dalam acara 'Konser Perdamaian' yang diisi penampilan kolaborasi musisi dan penyanyi Indonesia-Palestina.
Saat diminta tanggapannya atas niat Hamas membuka kantor di Jakarta, Mehdawi mengaku tak punya ide menanggapi. Katanya, ia belum dapat informasi secara resmi dari pemerintah Palestina maupun pihak-pihak terkait.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjut Mehdawi, Hamas adalah partai politik. Secara umum, adalah hal yang tidak normal bagi partai politik apapun membuka kantor di negara lain.
"Hamas adalah partai politik. Maksud saya, kenapa mereka harus membuka kantor di tempat lain selain Palestina? Anda tahu, itu abnormal," imbuh Mehdawi yang tampak memakai batik lengan panjang coklat dan syal, dipadu celana panjang hitam.
"Saya tanya Anda, apa ada partai politik Indonesia yang membuka kantornya di negara lain? Jadi hal ini (niat Hamas membuka kantor di Jakarta-red) adalah sesuatu yang aneh," ucap Mehdawi.
Ucapan Mehdawi itu senada dengan Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina (PPIP) Din Syamsudin. Din mengatakan, masyarakat, khususnya DPR tak perlu mendorong keinginan Hamas membuka kantor di Jakarta.
"Saya mohon kepada masyarakat luas, khususnya umat Islam, tidak perlu lah kita mendukung pikiran itu. Terus terang kalau ada kantor perwakilan Hamas di Jakarta itu berarti kita membuka konflik Palestina ini melebar, tidak selesai-selesai," kata Din di tempat yang sama.
Din yang juga Ketua PP Muhammadiyah ini menegaskan, di Jakarta sudah ada kedutaan besar Palestina yang bisa menjembatani dan mengakomodir kepentingan negara tersebut. Jadi, tidak perlu ada kantor Hamas di Jakarta.
(bar/ndr)