Semangat rekonsiliasi itu ternyata didasari niat agar Golkar tak tercerai berai. Beberapa kali memang konflik di internal Golkar melahirkan 'Golkar Perjuangan' yakni partai-partai sempalan seperti Hanura, NasDem, dan Gerindra.
"Sekarang ini yang terpenting bagaimana melihat ke depan, supaya Golkar tidak pecah, tidak ada partai sempalan, karena Partai Golkar kan penopang demokrasi yang sangat penting di Indonesia," kata Jubir Partai Golkar, Nurul Arifin, kepada detikcom, Minggu (29/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Zaman Akbar (Akbar Tandjung) ada sih juga tapi tidak secara fisik hanya perbedaan pandang, katakanlah ada PKPI. Kemarin 2009 akibat tidak puas ada Nasdem. Tapi cara itu demokrasi, tidak pakai fisik," kata JK di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakpus, Selasa (25/11) kemarin.
Karena misi itu para senior Golkar seperti Ketua Wantim Akbar Tandjung pun terus melakukan upaya islah. Akbar yang ingin Munas Golkar ditunda sampai ada kesepakatan islah antara kubu Ketua Umum Aburizal Bakrie (Ical) dengan Presidium Penyelamat Partai Golkar yang digawangi Agung Laksono, Priyo Budi Santoso dan lainnya. JK juga menyatakan siap menjadi penengah untuk mempersatukan dua kubu di internal Golkar.
Sementara JK melakukan pertemuan dengan kunbu Agung Laksono, Akbar Tanjung melakukan komunikasi dengan Ical, berbicara dengan Presidium Penyelamat Golkar, dan berdiskusi langsung dengan sesepuh Golkar, BJ Habibie. Upaya yang dilakukan Akbar membuahkan hasil, Ical yang mulai setuju Munas ditunda rencananya siang ini akan menghadap Habibie.
Meskipun upaya islah terus digelorakan namun ternyata persiapan Munas Bali terus berjalan. Nurul menuturkan, Munas Bali akan tetap dilaksanakan sesuai jadwal karena merupakan amanat Rapimnas.
"Munas tetap akan dilaksanakan, hasilnya kita tunggu saja. Munas tanggal 30 ini pembukaannya tetap akan dilakukan kemudian kita sama-sama menunggu hasil Munas itu apa," kata Nurul.
Lalu apa kira-kira hasil Munas Bali? Apakah Munas Bali bakal jadi ajang islah dan mencari jalan untuk menjalankan pemilihan Ketum Golkar yang demokratis, ataukah sebaliknya Golkar makin pecah dan lahir partai sempalan atau semacam 'Golkar Perjuangan'?
(van/fdn)