Polisi sempat mendata alamat tiga jenderal gadungan PBB yang diamankan POM TNI di Medan, Sumatera Utara. Salah satunya adalah 'Jenderal Bintang Lima' Adityo Bambang Mataram yang tercatat di KTP beralamat di kawasan Menteng, Jakpus. Aslikah alamat itu?
Dari salinan KTP yang didapatkan detikcom, tercatat alamat Adityo di Jl Situbondo Nomor 3, Menteng, Jakarta Pusat. Saat didatangi, rumah itu memang ada dan berdiri megah di antara rumah-rumah klasik lainnya. Namun ternyata, Adityo bukan pemilik. Dia hanya pernah ngekos di salah satu kamar di sana.
"Dia dulu tinggal di sini ngekos, saya lupa kapan gitu ya," kata pria pemilik rumah berumur 70 tahun yang enggan disebut namanya, saat ditemui di dalam rumah tersebut, Jumat (28/11/2014). Pria tersebut mengaku berteman dengan Adityo sejak SMP di Menteng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang pemilik rumah tidak ingat sejak kapan Adiyo ngekos dan kapan dia keluar dari kosan tersebut. Yang dia ingat, Adityo pernah sempat tinggal di sebuah hostel di kawasan Cikini, lalu pindah ke Klender.
"Setahu saya setelah dari kos ini, dia ke Cikini, ada hostel, di situ nggak lama. Dia cuma berapa hari, setelah di Cikini, dia beli rumah di Klender, mungkin rumahnya yang sekarang di Klender," tambahnya.
Pria tersebut pun berkisah tentang kehidupan Adityo. Sejauh yang diketahuinya, Adityo adalah anak seorang mantan dubes RI di Kuba ketika era Soekarno. Dia tak bisa pulang ke Indonesia ketika zaman Orde Baru. Baru ketika era presiden Gus Dur, Adityo bisa menginjakkan kaki di Tanah Air.
"Keluarga di sana (Kuba) semua, lalu ke Prancis. Setahu saya keluarganya di Prancis punya usaha restoran," tambahnya.
Ditambahkan pria tersebut, tak jelas apa aktivitas Adityo selama di Jakarta. Dia juga tak tahu soal kegiatan PBB dan jabatan jenderal bintang lima seperti yang diklaim Adityo.
"Saya nggak paham. Nggak tahu pekerjaannya. Tapi dia sering pergi, pernah dijemput, pernah naik taksi. Nggak punya mobil," tambahnya.
Sosok Adityo pernah muncul dalam pemberitaan. Dia pernah hendak maju sebagai calon presiden 2014 dan menggelar jumpa pers di Gedung Joang. Dia juga memiliki akun facebook dan blog yang menyebut dirinya sebagai jenderal besar bintang lima PBB.
Sayangnya, semua pengakuan itu dibantah oleh polisi, TNI AD dan pihak PBB sendiri. Dia kini sudah jadi tersangka penyalahgunaan atribut negara dan tak melapor ke polisi meski sudah diminta hadir dua kali seminggu.
(tfn/mad)