Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkicau tentang efek negatif pencitraan yang berlebihan. Namun SBY tak memberitahukan untuk siapa saran seorang negarawan itu dialamatkan.
"Dalam politik, pencitraan itu biasa. Tapi, jika sangat berlebihan bisa menurunkan kepercayaan rakyat. Angkuh terbawa, tampan tertinggal," kata SBY melalui akun twitter resminya @SBYudhoyono, Jumat (28/11/2014).
SBY kemudian berkicau tentang pentingnya menjaga ucapan yang bermanfaat. Peribahasa tong kosong nyaring bunyinya dikedepankan dalam kicauan Ketua Umum Partai Demokrat ini. Berikut kicauan SBY selengkapnya dalam satu seri dan diunggah beberapa menit lalu:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diam itu emas, jika tidak perlu bicara, diamlah. Bicara itu perak, jika harus bicara, bicaralah. Tetapi bermutu dan bermanfaat.
Tong kosong nyaring bunyinya. Akan lebih bijak jika tong yang masih kosong diisi dulu. Isilah dengan pengetahuan dan pengalaman.
Permasalahan hidup, juga negara, terus datang dan pergi. Yang diperlukan adalah solusi. Dapatkan solusi itu dan kemudian jalankan.
Tugas pemimpin: mengatasi masalah. Pimpinlah, termasuk bekerja sama dan bermusyawarah untuk mengatasi masalah. Apalagi masalah yang serius.
(van/try)