Nasib '7 Samurai' Kini Tinggal '4 Sekawan'

Golkar Pecah

Nasib '7 Samurai' Kini Tinggal '4 Sekawan'

- detikNews
Jumat, 28 Nov 2014 13:37 WIB
Jakarta - Tujuh calon ketua umum Golkar yang tergabung dalam '7 samurai' awalnya terus melakukan konsolidasi demi mencari jalan mengalahkan Ketum Aburizal Bakrie di arena Munas Golkar. Namun kini 7 samurai rontok satu per satu seiring perpecahan di internal Golkar.

Tujuh calon ketua umum Golkar yang dimaksud adalah Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang Kartasasmita, Zainuddin Amali, Airlangga Hartarto, MS Hidayat, dan Hajriyanto Y Thohari. Ketujuh caketum tersebut terus melakukan konsolidasi sebelum akhirnya Golkar terpecah belah.

Sebenarnya semakin mendekati Munas '7 samurai' mulai goyah. MS Hidayat adalah orang pertama yang mulai realistis dan mengisyaratkan dukungan ke Ketum Aburizal Bakrie. Puncak rontoknya '7 samurai' adalah rapat pleno rusuh yang dibumbui bentrok massa di Kantor DPP Golkar pada selasa lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat itu Agung Laksono bersama empat caketum lain menggalang Presidium Penyelamat Partai Golkar. Agung diperkuat Priyo, Agus Gumiwang, Zainuddin Amali dan sejumlah elite Golkar ada di pembentukan presidium. Hajriyanto Thohari disebut sebagai salah satu anggota presidium, meskipun belakangan ini mundur dan mengaku tak pernah diajak bicara terkait pembentukan presidium.

Saat presidium dibentuk, tinggal 5 caketum yang masuk di dalamnya. Sementara itu Airlangga dan MS Hidayat kabarnya sudah merapat ke kubu Aburizal Bakrie.

Setelah Presidium dibentuk kondisi internal Golkar semakin panas. Tak lama setelah presidium dibentuk, Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie langsung menggelar pertemuan dengan Prabowo Subianto di Bakrie Tower Epicentrum, Kuningan, Jakarta. Kemudian Ical menggelar konferensi pers bersama jajaran elite Golkar di belakangnya, menegaskan Munas Golkar tetap digelar 30 November nanti.

Saling klaim dan saling serang antar dua kubu pun memanas. Tak kuat dengan kondisi internal Golkar yang semakin kacau, Hajriyanto Y Thohari akhirnya memutuskan mundur dari DPP Golkar, sekaligus dari Presidium Penyelamat Partai Golkar.

Dari luar presidium dan DPP Golkar, Hajriyanto berharap adanya rekonsiliasi. Dia berharap kedua pihak mengalah dan mau biara dari hati ke hati demi persatuan Golkar.

"Jadi saya ingin katakan semua pihak harus mau mengalah dan menekan egonya masing-masing untuk kemudian terjadi komunikasi dan dialog untuk mencari jalan keluar," kata Hajriyanto di gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/11/2014).

Gayung bersambut, apa yang disampaikan Hajri kemudian diserukan juga oleh sejumlah senior Golkar seperti Jusuf Kalla dan Ketua Wantim Akbar Tandjung. Mereka mencoba meminta penundaan momen pemilihan pucuk pimpinan Golkar itu, namun sampai saat ini kubu Ical tetap ngotot bakal menggelar Munas 30 November besok.

Lalu dengan kekuatan tinggal '4 sekawan' apakah empat caketum Golkar mampu meneruskan misi untuk menunda dan menyelenggarakan Munas yang fair?

Namun '4 sekawan' saat ini diuntungkan karena banyak pihak yang membantu. Sebut saja Wapres Jusuf Kalla yang mulai tampak turun tangan, JK juga menawarkan diri menjadi penengah menyelesaikan konflik Golkar. Selain itu konon Ketum NasDem Surya Paloh yang juga mantan senior Golkar konon juga siap membantu.
Β 
Belakangan Ketua Wantim Akbar Tandjung juga meminta Ketum Aburizal Bakrie menunda Munas untuk keperluan islah. Lalu apakah '4 sekawan' yang menolah hadir ke Munas Bali mampu menumbangkan Ical jika Munas benar-benar ditunda?

(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads