Calon-calon pilihannya tersebut telah Ahok sampaikan kepada Megawati Soekarnoputri saat keduanya bertemu di Teuku Umar, Kamis (27/11) kemarin. Ketiga calon tersebut yaitu mantan Wali Kota Blitar Djarot Syaiful Hidayat, mantan Wali Kota Surabaya Bambang DH, dan mantan Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Sarwo Handayani.
Ahok menegaskan, ia tak anti dengan calon dari partai politik. Bambang DH dan Djarot sendiri merupakan kader PDIP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ahok, Bambang DH telah teruji di Surabaya. Begitupun dengan Djarot saat masih memimpin Blitar, selama 10 tahun bedah rumah beres. Sementara itu ia juga mengaku telah tahu bagaimana kinerja Yani selama menjadi PNS di DKI.
"Dari dulu waktu mengusulkan nama itu (Djarot dan Bambang) tidak berbicara partai. Teori saya sederhana, kalau menguji karakter sejati orang harus pernah berkuasa. Kalau dia nggak pernah berkuasa, saya nggak ngerti sifat dan cara kerjanya," jelas Ahok.
"Tiga nama itu baguslah sudah," lanjutnya.
Ahok mengatakan, respons Mega cukup baik ketika ia mengkonsultasikan ketiga nama tersebut.
"Ibu Mega sih gimana ya bilang saja terserah saya. Tapi tolong jangan dipikirkan, kan saya tidak di PDIP. Walaupun orang tahu saya dengan Bu Mega deket, tapi kan yang lain merasa kok PDIP-nya ilang. Ya saya sih nggak masalah mau orang partai manapun yang penting teruji karakteristiknya," tutur Ahok.
(rna/aan)