Jalan Sabang selama ini dikenal sebagai salah satu jalan tempat berwisata kuliner. Segala jenis makanan mulai dari makanan Jepang hingga tradisional semua tersedia.
Mau yang ber-AC tinggal masuk ke gedung atau jika ingin merasakan sensasi makan di pinggir jalan, Anda tinggal memilih makanan yang di jajakan di pinggir jalan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhasil, mobil-mobil yang terparkir harus 'berebut lahan' dengan tenda-tenda itu. Para pengendara mobillah yang harus mengalah untuk berkeliling mencari lahan parkir.
Masalah terbaru muncul saat parkir meter di sepanjang jalan ini diterapkan. Setiap mobil harus membayar Rp 5.000 dan motor Rp 2.000 tiap jam jika ingin parkir di sepanjang jalan itu. Para pengguna kendaraan pun mengeluh.
"Kita bayar Rp 5.000 tapi tempat parkirnya belum layak. Penjualnya juga masih di trotoar. Gimana caranya?" kata salah satu warga, Rian.
Rian bersama teman-temannya ingin ke salah satu tempat makan namun kesulitan mencari lahan parkir. Pasalnya, tenda-tenda makan itu memakan tempat cukup besar di badan trotoar.
Tak sedikit yang berdampingan 2 atau 3 gerobak. Mereka menjajakan Soto, jus buah, sate dan memasang tenda cukup besar dengan kursi-kursi yang banyak.
Motor-motor pun masih dipaksa parkir di dalam troโtoar bagian dalam yang hanya berjarak setengah meter dari pintu toko. Belum ada parkiran khusus motor yang dulu dijanjikan pengusaha pemilik parkir meter.
(bil/fjr)