"Pertama, tidak sepenuhnya janji-janji Ical dilaksanakan bersifat visi dan fisik," tutur Ray dalam diskusi 'Ketika Golkar Kalah dan Ricuh di Era Ical: Apa Selanjutnya?' di Kedai Kopi Deli, Jl Sunda No 7, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014).
Lebih lanjut, dikemukakannya dalam kampanye pemilihan Ketum lima tahun lalu Ical pernah berjanji membangun 25 lantai di DPP Golkar, meningkatkan kursi di parlemen dan sebagainya. Namun, menurut Ray tidak ada satu pun janji-janji itu terealisasikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terakhir, Ketua Presidium KMP itu dinilai kehilangan wibawanya akibat terlalu 'mengekori' Koalisi Merah Putih (KMP).
"Istilahnya, Golkar untuk KMP. Dengan begitu sangat wajar ada kekecewaan dari lingkungan Golkar sendiri yang saat ini tengah siap-siap bersaing dengan Ical," terang Ray.
Konflik berkepanjangan ini bisa diselesaikan dengan diambilnya jalan kompromi antara dua kubu. Munas dikembalikan pada Januari 2015 dan Ical diperbolehkan mencalonkan diri kembali untuk bersaing dengan '7 Samurai' Golkar.
"Kompromi itu ada dengan munas dilakukan tetap Januari, Ical dan 7 caketum lainnya diperbolehkan ikut. Menurut saya itu elegan apalgi Ical kan sudah dapat dukungan 34 DPD jadi apa yang harus ditakutkan," pungkasnya.
(aws/trq)