"Mestinya Ical menunda munas karena mau bersaing dengan calon-calon lain. Kalau benar-benar calon pemimpin yang siap bersaing, bukan cari-cari celah AD ART," kata pengamat politik Ray Rangkuti dalam diskusi 'Ketika Golkar Kalah dan Ricuh di Era Ical: Apa Selanjutnya?' di Kedai Kopi Deli, Jl Sunda, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014).
Selain Ray, pembicara di acara ini yaitu Wasekjen Golkar Acew Hasan Syadzily dan Koordinator Formappi Sebastian Salang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mimpin rapat saja nggak mampu, apalagi mau mimpin partai besar. Dia harusnya bisa menerangkan, kalau kabur mestinya sudah tercoreng di mata Golkar," ulas pendiri Lingkar Madani ini.
Ray menilai kemunculan Presidium Penyalamat Partai Golkar karena kader-kader partai berlambang pohon beringin itu sudah jengah dengan kepemimpinan Ical. Presidium Penyelamat Golkar, menurut Ray, bisa dibenarkan jika terbukti Ical menggunakan cara inskonstitusional untuk kembali menguasai Golkar.
"Munculnya Presidium Partai bisa jadi legal, mereka jadi legal di atas ketidaklegalan dari pihak sana. Meskipun dua-duanya bisa jadi tidak legal kalau dilihat dari AD ART. Tapi Presidium bisa jadi legal kalau dari pihak sana melakukan cara-cara tidak fair," ujarnya.
(aws/trq)