Percepat Munas, Ical Dinilai Tak Berani Bertarung dengan Caketum Lain

Golkar Pecah

Percepat Munas, Ical Dinilai Tak Berani Bertarung dengan Caketum Lain

- detikNews
Kamis, 27 Nov 2014 15:08 WIB
Jakarta - Ketum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dianggap tak berani bertarung secara fair dengan calon-calon ketum Golkar lain. Jika Ical memang berani, seharusnya Munas Golkar dilaksanakan sesuai keputusan rapat pleno pada Januari 2015, saat calon-calon lain punya waktu untuk mempersiapkan diri.

"Mestinya Ical menunda munas karena mau bersaing dengan calon-calon lain. Kalau benar-benar calon pemimpin yang siap bersaing, bukan cari-cari celah AD ART," kata pengamat politik Ray Rangkuti dalam diskusi 'Ketika Golkar Kalah dan Ricuh di Era Ical: Apa Selanjutnya?' di Kedai Kopi Deli, Jl Sunda, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014).

Selain Ray, pembicara di acara ini yaitu Wasekjen Golkar Acew Hasan Syadzily dan Koordinator Formappi Sebastian Salang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ray menilai kepemimpinan Ical lemah karena hanya mengutus Waketum Theo L Sambuaga untuk melanjutkan rapat pleno yang sebelumnya ricuh karena kedatangan massa AMPG pimpinan Yorrys Raweyai. Jika berani, seharusnya Ical tak hanya mengutus Theo, namun mengumumkan sendiri bahwa munas akan tetap digelar pada 30 November.

"Mimpin rapat saja nggak mampu, apalagi mau mimpin partai besar. Dia harusnya bisa menerangkan, kalau kabur mestinya sudah tercoreng di mata Golkar," ulas pendiri Lingkar Madani ini.

Ray menilai kemunculan Presidium Penyalamat Partai Golkar karena kader-kader partai berlambang pohon beringin itu sudah jengah dengan kepemimpinan Ical. Presidium Penyelamat Golkar, menurut Ray, bisa dibenarkan jika terbukti Ical menggunakan cara inskonstitusional untuk kembali menguasai Golkar.

"Munculnya Presidium Partai bisa jadi legal, mereka jadi legal di atas ketidaklegalan dari pihak sana. Meskipun dua-duanya bisa jadi tidak legal kalau dilihat dari AD ART. Tapi Presidium bisa jadi legal kalau dari pihak sana melakukan cara-cara tidak fair," ujarnya.

(aws/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads