"Hujan bulan November ini belum seberapa dibandingkan dengan potensi yang ada nanti. Ini berdasarkan kejadian banjir tahun 2002, 2007, 2013, awal 2014, banjir Jakarta terjadi sampai awal Februari. Jakarta itu baru kena intensitas hujan tinggi itu di minggu ketiga Januari," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Sutopo mengatakan itu di sela-sela seminar dan launching buku bertajuk 'Infografis Bencana dan Antisipasi Bencana' di Hotel Four Seasons, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (27/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun upaya yang dilakukan cukup banyak oleh Gubernur DKI dan Kementerian PU seperti normalisasi sungai, pengerukan Kali Ciliwung, kemudian sosialisasi penanganan lain. Tapi, ini belum mampu menjawab kondisi yang ada," kata Sutopo.
Sutopo memperkirakan, untuk banjir awal 2015 nanti akan mengancam 37 kecamatan, 125 kelurahan, dan 634 rukun warga. Adapun jumlah penduduk Jakarta yang terkena dampak langsung banjir diperkirakan mencapai 276.999 jiwa.
"Yang terancam dengan skenario terburuk itu (meninggal) bisa sekitar 20 jiwa. Sedangkan yang sakit 19.304 jiwa dan mengungsi 122.417 jiwa dengan 308 titik pengungsian yang sudah diidentifikasi Pemda DKI untuk tempat pengungsian," katanya.
Meski menjadi bencana musiman, lanjut Sutopo, namun kesadaran warga Jakarta untuk menjaga lingkungannya masih rendah. Persoalan lain yang harus segera disosialisasikan yakni mengimbau warga korban banjir untuk sementara rela mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Itu rutin problema yang terjadi. Pas banjir itu sebagian besar masyarakat tidak mau mengungsi walaupun rumahnya sudah terendam. Mereka tetap ada di atap-atap," demikian Sutopo.
(hat/nik)