Seperti dilansir Reuters, Kamis (27/11/2014), jalanan kota Ferguson yang sebelumnya mencekam, berangsur-angsur kembali kondusif. Aksi protes lain di Ferguson dan sekitarnya tidak begitu marak seperti sebelumnya.
Hanya belasan orang yang masih berkumpul di luar markas polisi distrik St. Louis yang menaungi kota Ferguson, di bawah hujan salju pada Rabu (26/11) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah pengguna jalan yang lewat spontan membunyikan klakson sebagai wujud dukungan terhadap aksi tersebut.
Situasi tersebut tentu sangat bertolak belakang jika dibandingkan dengan kondisi pada Senin (24/11) malam ketika ratusan orang turun ke jalanan dan melakukan pembakaran serta penjarahan di beberapa lokasi.
Bahkan dalam kerusuhan yang terjadi Senin (24/11) malam, lebih dari 60 orang ditangkap. Kemudian pada Selasa (25/11) malam, sekitar 45 orang lainnya ditangkap terkait kerusuhan.
Pada Rabu (26/11) waktu setempat, kepolisian St. Louis menangkap tiga orang yang melakukan aksi protes di luar gedung City Hall setempat.
Sementara itu, aksi protes terkait ABG Ferguson juga masih berlangsung di beberapa wilayah AS lainnya, di luar Ferguson, meskipun AS kini tengah menjelang masa liburan Thanksgiving. Sebagian besar aksi yang merupakan solidaritas bagi ABG Ferguson tersebut berlangsung damai tanpa kekerasan.
Dilaporkan sebelumnya bahwa lebih dari 400 orang, baik di Ferguson maupun di wilayah AS lainnya, ditangkap terkait kerusuhan dan aksi protes yang meluas. Sebagian besar warga AS kecewa atas putusan pengadilan Missouri untuk tidak mengadili polisi kulit putih, Darren Wilson yang menembak mati remaja kulit hitam, Michael Brown pada Agustus lalu.
(nvc/mad)