"Dalam kesempatan ini, kami mohon maaf (kepada pemerintah) utuk segera diputuskan penghasilan minimal guru honorer, bukan gaji," ujar Sulistyo saat memberikan kata sambutannya di hadapan sekitar 8 ribu guru yang berasal dari seluruh Indonesia, Kamis (27/11/2014).
Mendengar hal tersebut, sontak para guru yang hari ini kompak berpakaian korpri tersebut bersorak riuh. Karena hingga saat ini, pemerintah masih belum bemberikan sikap yang jelas terhadap kesejahteraan guru honorer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemajuan bangsa-bangsa di dunia berdasar kepada revolusi mental, pendidikan harus dinomorsatukan, karena merupakan jalan utama revolusi mental. Tanpa perubahan, revolusi mental akan menjadi absurd, sehingga guru sebagai ujung tombak perlu diperhatikan," lanjutnya disambut tepuk tangan yang meriah dari para guru.
Dalam peringatan Hari Guru tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama istri ikut hadir. JK juga didampingi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrowi, Menkopolhukam Tedjo Edhy P, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Men PAN dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, dan Menteri Agraria Ferry Mursyidan Baldan. Siang ini mereka ikut kompak berpakaian seragam Korpri.
Sulistyo juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran JK dan para menteri dalam acara tersebut. "Kami berharap bapak sukses memimpin negeri ini, dan dapat hadir jika diundang PGRI," kata dia.
"PGRI juga mengucapkan terima kasih karena Wapres tidak mengurangi bahkan menambahkan kesejahteraan guru. Kami mengharapkan pemerintah juga dapat melaksanakan pelatihan khusus untuk guru secara gratis," tutupnya.
(rni/nwk)