Golkar pecah. Kepengurusan partai berlambang pohon beringin itu terbelah jadi dua kubu, yang saling bertarung berebut kekuasaan di Golkar. Pertarungan tak hanya melibatkan kader internal, namun juga pihak-pihak eksternal.
Kubu pertama yang membentuk Presidium Penyelamat Golkar dipimpin oleh Waketum Agung Laksono. Pengambilalihan kekuasaan oleh Agung dimulai di Rapat Pleno di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (25/11) lalu, setelah Waketum Theo L Sambuaga mengesahkan sepihak pelaksanaan Munas IX Partai Golkar di Bali pada 30 November mendatang. Agung kemudian mengumumkan pembentukan Presidium Penyelamat Partai Golkar dan mengambil alih kepemimpinan Golkar.
Agung Laksono tak sendirian, dia memimpin Presidium Penyelamat Partai Golkar yang beranggotakan sejumlah caketum Golkar seperti Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Thohari, Zainuddin Amali, Agus Gumiwang Kartasasmita. Sejumlah elite Golkar seperti Yorrys Raweyai, Agun Gunandjar dan Ibnu Munzir juga masuk sebagai anggota presidium, di samping lebih dari 400 pimpinan DPD II Golkar yang juga pemilik suara di Munas Golkar yang sudah berbaris rapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isu santer menyebut Agung mendapatkan dukungan dari Ketum Partai NasDem Surya Paloh dan Wapres Jusuf Kalla (JK). Dua orang itu adalah politikus senior Golkar. Kubu Agung Laksono pun mendapatkan angin segara dari Menko Polhukam Tedjo Edhi Purdijatno yang melarang Polri mengeluarkan izin pelaksanaan Munas Golkar di Bali dan menyarankan partai beringin menunda Munas sampai Januari. Tedjo adalah menteri Kabinet Kerja berlatar belakang politikus NasDem.
Kubu Agung Laksono Cs kini berkantor dan rapat di Kantor DPP Golkar di Slipi. Mereka terus memetakan strategi untuk menghadapi serangan kubu Ical yang masih bersikukuh akan menggelar Munas di Bali pada 30 November mendatang. Di Kantor DPP Golkar, kubu Agung terus menerima dukungan dari DPD-DPD Golkar yang pro regenerasi kepemimpinan di Golkar. Untuk sementara memang caketum Golkar kontra Ical masih menyatu. Hanya Airlangga Hartarto dan MS Hidayat yang tak ada di presidium, konon keduanya sudah merapat ke kubu seberang.
Di kubu Aburizal Bakrie tak kalah kuat. Tak lama setelah Agung Laksono mengambil alih kepemimpinan Golkar, Ical kedatangan tamu Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo juga bukanlah orang baru di Golkar, di bahkan pernah menjadi salah satu peserta konvensi capres Golkar. Kedatangan Prabowo ini untuk menawarkan bantuan ke Ical, konon Prabowo siap melindungi Ical untuk mengamankan kursi Golkar 1 lima tahun ke depan. Selain Gerindra, sejauh ini partai anggota Koalisi Merah Putih belum memberikan dukungan ke Ical.
Dalam pertemuan yang digelar di Bakrie Tower, Epicentrum, Kuningan, Jakarta ini, Ical mengumpulkan seluruh jajaran elite DPP yang berada di belakangnya, termasuk Prof Muladi yang hanya sekian menit dari Slipi sudah beralih kepadanya. Elite Golkar yang di belakang Ical antara lain Sekjen Idrus Marham, Waketum Fadel Muhammad, Waketum Sharif Cicip Sutarjo, Waketum Theo L Sambuaga. Ketua Wantim Golkar Akbar Tandjung dan Ketua Mahkamah Partai Muladi pun hadir dalam pertemuan ini.
Usai pertemuan itu Ical menegaskan Munas Golkar tetap digelar 30 November di Bali. Ical juga menyayangkan aksi yang dilakukan Agung Laksono cs dan juga aksi kekerasan yang digalang oleh eks Ketua DPP Golkar Yorrys Raweyai. Belakangan DPP Golkar melaporkan Yorrys ke polisi.
Kubu mana yang lebih kuat? Ical dengan gerbongnya dan bantuan Prabowo? Atau Agung Laksono yang konon diback-up Surya Paloh?