"Antara produk penelitian dan kebijakan mestinya saling nyambung. Hasil-hasil itu diperuntukkan untuk memetakan hasil sosial yang sebenarnya," ujar Khofifah.
Hal ini dikemukakannya saat memberi sambutan dalam Konferensi Nasional Hasil Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial III bertajuk 'Mewujudkan Kebijakan Kesejahteraan Sosial Berbasis Riset' di Gedung Pertemuan Pusdiklat Kesos, Jl Margaguna Raya No 1, Radio Dalam, Jaksel, Selasa (25/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khofifah juga sempat 'menyentil' perilaku lambannya proses penyerahan data di kementeriannya saat dirinya meminta. Menurutnya, suatu jajaran tidak seharusnya demikian terlebih yang meminta data tersebut adalah menteri.
"Saya meminta hasil penelitian dari seluruh jajaran di kementerian hari Selasa, tapi sampai Jumat belum diterima. Saya minta jangan anggap Khofifah yang basic-nya bukan akademisi dianggap remeh, ini yang minta menteri," kisahnya.
"Kita sekarang sudah dapat APBN. Mestinya kita bisa lipatgandakan. Maksud saya, penelitian-penelitian berikutnya ada yang kebijakan makro dan spesifik. Ini jadi penting bagi Kemensos, riset kita seberapa efektifnya sih buat bantuan-bantuan yang sifatnya intens," sambung mantan Menteri PPA era Gusdur tersebut.
Dia menyayangkan banyaknya hasil riset yang hanya menumpuk di gudang kementerian begitu saja. Padahal begitu banyak sumber informasi dan sari kebijakan yang mungkin bisa dipetik dari sana, terlebih jika antar kementerian bisa saling terkait.
Tak ayal, Khofifah berkali-kali mendorong 150 peserta yang hadir terdiri dari peneliti di lingkungan Kemensos dan Forum Komunikasi Kelitbangan kementerian dan lembaga, dosen, mahasiswa serta praktisi pembuat kebijakan di bidang kesos untuk sama-sama bergandengan tangan guna menciptakan sinergitas.
"(Harapan saya) Riset yang dilakukan kementerian itu nyambung dengan perguruan tinggi. Jadi apa yang diteliti saya harap itu bisa jadi sumber kebijakan. Saya harap hasil riset itu tidak hanya ditumpuk di gudang seperti zaman saya jadi menteri pemberdayaan perempuan," pungkasnya.
(aws/mad)