Prof Ir Dwikorita Karnawati resmi dilantik menjadi rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) masa bakti 2014-2017. Dwikorita yang sebelumnya Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni menggantikan Prof Dr Pratikno yang saat menjabat sebagai menteri sekretaris negara (mensesneg).
Pratikno merupakan rektor ke 14 sejak kampus berdiri 19 Desember 1949. Dwikorita adalah rektor wanita pertama yang menjabat di UGM.
Pelantikan Dwikorita berlangsung di Balai Senat UGM, Senin (24/11/2014). Sidang dipimpin Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Prof Dr Sofian Effendi serta sejumlah pimpinan fakultas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bu Dwikorita adalah akademikus perempuan UGM yang pertama kali diangkat menjadi rektor," kata Sofian dalam sambutannya.
Sofian mengatakan kepemimpinan Dwikorita 2,5 tahun ke depan merupakan masa paling menentukan status UGM sebagai universitas perjuangan, universitas nasional dan universitas Pancasila. Sofian juga menyoroti minimnya putra daerah dari berbagai wilayah di Indonesia terutama luar Jawa yang saat ini diterima di UGM untuk jenjang S1.
"Kurang dari 10 persen, hanya ada sekitar 4-5 orang mahasiswa dari daerah di tiap kelas program studi S1. Jangan sampai UGM menjadi universitas lokal atau regional yang isinya mahasiswa dari DIY, Jateng, Jabar atau Jatim saja," ungkap mantan Rektor UGM itu.
Menurut dia, tugas rektor baru saat ini juga mengkonsolidasikan lembaga pendidikan tinggi dengan kebutuhan nasional yang masih belum sinkron. UGM juga perlu mengoptimalkan program pascasarjana baik dari sisi jumlah mahasiswa maupun program studi. Jumlah mahasiswa pascasarjana UGM saat ini baru 25 persen dari total mahasiswa UGM.
"10 tahun ke depan jumlahnya bisa ditingkatkan menjadi tiga kali lipat. Negara lain sudah mencapai 60 persen. UGM juga perlu membuat program studi etika profesi," katanya.
Prof Dr Pratikno dalam pidatonya mengatakan dirinya telah berusaha membawa UGM sebagai rujukan bagi kemanusiaan dan kepemimpinan Indonesia di era global. Kepada rektor baru, Pratikno berharap UGM nantinya bisa melahirkan generasi muda yang berbudaya, bersahaja namun cerdas sehingga berkontribusi bagi dunia.
"Tidak banyak yang bisa kami berikan. Mudah-mudahan UGM tetap maju, mengakar kuat dan menjulang tinggi,β kata Pratikno.
Sementara itu Dwikorita dalam sambutannya berharap perubahan Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi bisa mejadi peluang bagi UGM untuk menjadi socio entrepreneur university. Dia mengakui adanya sejumlah persoalan yang harus dihadapi, seperti persaingan global hingga kenyamanan dan keamanan lingkungan kampus.
"Ini perlu strategi bersama sehingga kita bisa membawa UGM menjadi pilar dalam kemajuan bangsa," kata Dwikorita.
(bgs/try)