Purwanti ditemukan oleh komunitas My WNI peduli dan sempat dirawat di RS Tengku Ampuan Rahimah Klang Selangor, Malaysia. Isak tangis keluarga tak terbendung saat Purwanti tiba dirumah setelah belasan tahun tak berkumpul bersama keluarganya.
"Pokoknya tidak boleh pergi lagi," kata Tri Subekti, anak bungsu Purwanti yang ditinggal oleh Purwati saat kelas 4 SD. Tri sempat bertemu hanya dua hari dengan ibunya ketika dia duduk di bangku SMK, Minggu (23/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menceritakan, jika dirinya pernah terlantar di kapal hingga berkerja di sebuah restoran. Bahkan setelah itu dirinya mengaku terlunta-lunta di Malaysia selama bertahun-tahun akibat kehabisan uang dan sakit mata yang diderita.
"Saya bekerja di restoran daerah Selangor, tapi cuma sebentar karena saya sakit, jadi tidak boleh kerja lagi. Setelah itu saya benar-benar kehabisan uang, buat telepon tidak bisa, mau nulis surat pun mata sudah rabun," jelasnya.
Beruntung Purwati bisa tertolong dengan bantuan My WNI Peduli yang berada di Malaysia. Komunitas tersebut kemudian berusaha mencari keluarga Purwanti dengan mengunggah fotonya melalui jejaring sosial Facebook. Hingga kabar yang disebar melalui media sosial tersebut dibaca oleh warga yang mengenal Purwanti yang saat itu mengalami kesulitan ingatan dan tidak dapat mengingat alamat rumahnya dan hanya mengingat dirinya berasal dari Purwokerto.
Purwanti sendiri pertama kali berangkat sebagai TKI pada tahun 1987 ke Singapura, kemudian pulang karena kontrak kerjanya habis dan kembali berangkat kembali pada tahun 1995 ke Malaysia hingga tahun 2002. Pada tahun 2002 tersebut dirinya hanya pulang ke rumah selama dua hari dan kembali berangkat ke Malaysia untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Sementara menurut Kepala Dinsosnaketrans Kabupaten Banyumas, Nooryono mengatakan, selama ini pihaknya memang sudah mencari Purwati, karena ada laporan jika dirinya tidak pernah berhubungan dengan keluarga.
"Kami memiliki kendala dengan namanya, Rosmiyati, padahal nama sebenarnya adalah Purwati. Ternyata Purwati juga berangkat secara ilegal, tapi kami tetap mengurusnya kepulangannya," ujarnya.
(arb/sip)