Warga Bahrain memberikan suaranya dalam pemilihan parlemen pertama sejak unjuk rasa menentang pemerintah marak di negara itu tahun 2011 lalu.
Namun kelompok oposisi yang dipimpin umat Syiah memboikot pemilihan parlemen nasional dan wilayah di tengah seruan pemerintah agar semua warga memberikan suara.
Umat Syiah merupakan penduduk mayoritas di Bahrain namun di bawah pemerintahan pihak kerajaan yang memeluk Sunni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya perundingan untuk menyelesaikan masalah politik di negeri itu tidak berhasil dan unjuk rasa secara berkala terus berlangsung di beberapa tempat.
Β
Koalisi oposisi mengatakan pemilihan umum ini sebagai 'palsu' dan menuntut pemilihan perdana menteri yang mandiri dari keluarga kerajaan al-Khalifa.
Wartawan BBC di kota Manama, Mouna Ba, melaporkan pemerintah berharap tingkat partisipasi yang tinggi untuk menegaskan oposisi hanya merupakan sebagian kecil warga Bahrain.
Menteri Informasi, Sameera Ebrahim Bin Rajab, menegaskan bahwa pintu dialog tidak pernah tertutup namun menambahkan, "Kekerasan tidak akan dibiarkan. Hal itu sama dengan terorisme."
Bahrain merupakan negara yang secara strategis penting bagi pemerintah Amerika Serikat dan menjadi pangkalan dari Armada Kelima Angkatan Laut AS.