Miris! Terancam Kelaparan, Anak-anak Desa Belatung Diajak Berburu di Hutan

Miris! Terancam Kelaparan, Anak-anak Desa Belatung Diajak Berburu di Hutan

- detikNews
Sabtu, 22 Nov 2014 12:34 WIB
Pontianak - Sepuluh siswa SD di Desa Belatung, Kalimantan Barat, izin meninggalkan bangku sekolah selama dua bulan. Mereka terpaksa membantu orangtua berburu di hutan demi sesuap nasi karena desanya mengalami krisis pangan.

"Permintaan izin libur SD Pilial selama dua bulan dikirim secara tertulis tangan dan ditanda tangani oleh 10 orang tua murid. Alasannya, karena mereka mengalami krisis pangan dan terancam kelaparan," kata Kepala UPT Kecamatan Putussibau Selatan, Agok Syahrial, Sabtu (22/11/2014).

Ia mengatakan izin libur sekolah tersebut disampaikan orangtua murid dari bulan November dan Desember 2014 dan diketahui Kepala Desa Belatung. "10 orangtua murid yang menandatangani yaitu Utun, Hilip, Mibin, Kiusati, Molin, Dumadi, Leman, Behai dan Kerawang," ungkap Agok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Agok, warga biasanya masuk ke hutan untuk mencari sagu sambil berburu. Mereka bisa berhari-hari di dalam hutan dan terus berpindah-pindah sampai makanan terkumpul dalam jumlah banyak.

"Selain untuk makan sehari-sehari selama dalam hutan, makanan tersebut sebagai cadangan mereka nanti ketika kembali ke dusun," ujarnya.

Agok juga telah menyampaikan hal tersebut kepada Bupati Kapuas Hulu untuk ditindaklanjuti. "SD Belatung itu SD Pilian, bagian dari SD Tanjung Lokang, di sana ada 14 siswa dan di SD Tanjung Lokang 61 siswa. Masalah ini akan kami koordinasikan dengan pihak terkait," ungkap Agok.

Sekretaris Disdikpora Kapuas Hulu, M Jumran SPd, menuturkan secara aturan sebenarnya tidak ada anak diliburkan sekolah seperti itu. "Bagaimana anak tetap bisa belajar di sekolah sehingga kita perlu mencari langkah-langkah. Kita akan berkoodinasi dengan instansi terkait, terutama bidang sosialkarena ini berawal dari permasalahan krisis makanan," jelas Jumran.

Di Dusun Belatung hanya ada satu SD mini atau Pilial yang terdiri dari kelas 1 hingga kelas 3. Gurunya pun hanya satu orang yang merupakan tenaga honor. Selain digaji melalui dana BOS, gaji guru juga dibantu penduduk setempat.

(aan/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads