Gadis yang dikenal dengan nama Aicha (19) ini tiba di Belanda pada Rabu (19/11) bersama dengan ibundanya, Monique. Aicha menjalani sidang perdananya pada Jumat (21/11) waktu setempat.
"Begitu tiba, Aicha langsung ditahan atas dugaan kejahatan mengancam keamanan negara," tutur juru bicara kantor jaksa setempat, Annemarie Kemp seperti dilansir AFP, Jumat (21/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aicha diduga meminta bantuan ibundanya setelah pernikahannya dengan militan asal Belanda tersebut gagal dan dia malah berakhir dengan seorang militan asal Tunisia.
Menurut Algemeen Dagblad, pekan lalu Monique yang tampil berhijab mengaku menjemput putrinya ke Suriah. Dia dilaporkan berhasil menyeberang perbatasan dan masuk ke dalam wilayah Suriah hingga ke markas ISIS di Kota Raqa.
Di sana, Monique bertemu dengan Aicha sebelum akhirnya keduanya kembali ke perbatasan Turki lalu terbang kembali ke Belanda. Algemeen Dagblad menyebut 'operasi penyelamatan' Aicha tidak begitu jelas.
"Tidak diketahui pasti bagaimana Monique berhasil masuk ke dalam wilayah yang berada di bawah kendali ISIS," tulis Algemeen Dagblad.
Namun perwakilan dari kantor jaksa setempat, Roger Bos menuturkan kepada televisi setempat bahwa Monique sebenarnya tidak pernah menginjakkan kaki di wilayah Suriah. Menurut Bos, Monique bertemu dengan Aicha di perbatasan.
Data dari dinas intelijen Belanda menyebutkan, ada sekitar 130 warga Belanda yang pergi berjihad ke Suriah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 orang telah pulang ke Belanda dan sekitar 14 orang lainnya tewas dalam pertempuran.
(nvc/nwk)