Sheila disita dari Yakobus, warga gang Amijan Amrat, Kelurahan Pasiran, Singkawang Selatan, beberapa waktu lalu. Saat ini, ia ditempatkan di kandang milik BKSDA. Meski terikat dan terkunci 2 gembok, ia tetap beraktivitas biasa.
"Penyitaan dilakukan setelah mendapat laporan ada warga Singkawang yang memelihara orangutan. Karena diserahkan dengan sukarela, petugas kami hanya melakukan penjemputan satwa dilindungi ini untuk menjalani proses rehabilitasi di Ketapang," kata Kepala BKSDA Kalimantan Barat, Sustyo Iriono, kepada detikcom di ruang kerjanya, Jumat (21/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena telah dipelihara cukup lama, orangutan ini tak lagi liar. Bahkan sudah akrab dan mampu menirukan aktivitas manusia. Hanya kondisi yang kurang terawat baik karena selama pemeliharaan diikat rantai," jelas Sustyo.
Selama pemeliharaan, Sheila hanya diberi makanan berupa nasi, sayuran, dan buah-buahan. Sementara daging tidak diperbolehkan.
Saat berada di kandang BKSDA Kalimantan Barat, Sheila mampu mandiri. Caranya mandi mirip yang dilakukan manusia. Seperti menggunakan sabun, wadah air, dan tidak suka disemprot air.
"Sheila itu tidak suka mandi disemprot air. Kalau mandi cukup sediakan air di kandang. Dia akan mandi sendiri. Sudah dua kali ini sejak berada di BKSDA, saya lihat Sheila mampu mandi sendiri, bahkan ia membersihkan kandangnya," ungkap petugas keamanan Kantor BKSDA Kalbar, Firman.
Jumat (21/11/2014) pukul 15.00 WIB, Sheila akan diterbangkan menuju ke Pusat Rehabilitasi Orangutan milik Yayasan Inisiasi Alam Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat dengan menggunakan maskapai penerbangan Trigana Air. Ia akan menjalani kehidupan baru di sana.
(try/try)