"Nggak bener, nama saya sejak dari kabinet nggak ada," terang Rieke saat berbincang, Jumat (21/11/2014).
Tapi Rieke tak memungkiri bila ada yang mengontak dia dan berbincang soal BKKBN. Rieke tak merinci siapa yang mengontaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, lanjut dia, sejak dahulu di masa kampanye Pilpres dia memang ingin membantu Jokowi menjadi presiden. "Yang penting mengantarkan orang untuk menjalankan kebijakan memprbaiki hidup rakyat," tambah dia.
"Silakan dicek ke rumah transisi, apa saya minta jabatan?" urainya.
Saat maju menjadi tim sukses Rieke mengaku hanya ingin agar Jokowi menjalankan isi 9 piagam perjuangan rakyat. Dia tak mau membebani Jokowi dengan meminta jabatan.
"Kerja politik memperjuangan rakyat tidak hanya di eksekutif, tapi juga legislatif. Saya memilih di DPR saja, apalagi kondisinya seperti sekarang ini," jelas dia.
Namun menurut dia, bila Jokowi ingin mencalonkan seseorang menjadi Kepala BKKBN, sebaiknya memilih yang memiliki rekam jejak bersih tak korupsi, ahli kependudukan dan sistem jaminan sosial, serta profesional.
"Untuk BKKBN harus ada orang yang tepat di sana. BKKBN bukan sekedar menjalankan program KB, bukan sekedar mempromosikan alat kontrasepsi. Kependudukan ini memiliki peran vital. Dahulu di zaman Soeharto saja BKKBN ini penting," urai dia.
Lalu siapa calon yang dijagokan Rieke? "Ada beberapa, tapi sepenuhnya itu hak prerogatif presiden," tutup dia.
(ndr/mad)