Terakhir terjadi di Pengadilan Negeri (PN) Cibinong, Bogor yaitu seorang lelaki mengaku-aku sebagai Dr Ronald Lumbuun menelepon Rita Mawoko pada Senin (17/11). Sejatinya, Ronald adalah ketua majelis kasus perdata dan Rita adalah kuasa hukum penggugat di kasus itu.
Dalam percakapan telepon itu, lelaki misterius itu meminta sejumlah uang sebagai imbalan kepada Rita karena putusannya telah memihak Rita. Lalu orang misterius itu mengirimkan nomor rekening Bank Mandiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merasa curiga, lalu Rita memberitahu kepada Ronald akan kejadian tersebut untuk memastikan apakah benar permintaan itu. Ronald yang diberitahu hal itu kaget karena tidak pernah menelepon Rita. Merasa namanya dicatut, Ronald lalu melapokan hal itu ke Polres Bogor Kabupaten.
"Kami harap para pihak yang sedang berurusan dengan pengadilan lebih berhati-hati. Semua proses persidangan dilakukan dengan transparan," kata Ronald.
Soal catut menyatut nama bukan hal baru di dunia peradilan. Di Mahkamah Agung (MA) juga kerap terjadi orang yang mengaku-aku pegawai yang diutus hakim agung meminta sejumlah imbalan karena memutus sesuai keinginan salah satu pihak. Umumnya mereka melakukan modus operandinya lewat telepon, tetapi jika diminta bertemu empat mata mereka menolak.
Seperti yang dialami hakim agung Habiburrahman yang pernah menjadi korban pencatutan namanya. Bahkan si pelaku sudah membuat sebuah rekening BNI Nomor 0320106344 atas nama Habiburrahman dan telah ada yang menjadi korban dengan mengirimkan ke nomor rekening tersebut uang Rp 5 juta.
Panitera pengganti (PP) juga kerap dicatut namanya dengan modus yang sama seperti dialami PP Victor Togi Rumahorbo. Pelaku juga membuat identitas palsu dengan nama yang sama dengan nama Victor Togi Rumahorbo dengan nomor rekening 031099860. Pelau meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang ke rekening tersebut dan korban pun terperdaya.
"Salah seorang korban telah menyetor uang lima puluh juta ke rekening tersebut pada tanggal 7 April 2014", ujar Panitera MA, Soeroso Ono.
Tidak hanya masalah perkara, pencatutan nama juga kerap dilakukan dalam berbagai kasus. Seperti yang dialami Wakil Ketua MA M Saleh dicatut namanya usai terpilih menjadi Wakil Ketua MA pada Maret 2013 lalu, ada orang yang mengaku namanya menelepon beberapa hakim agung dengan meminta sejumlah uang. Hakim agung yang ditelepon lalu mengkorscek dan M Saleh kaget karena tidak pernah melakukan hal itu. ο»Ώ
(asp/van)