Presiden Prancis Francois Hollande memastikan dua warganya menjadi algojo militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Dua pria yang diidentifikasi warga negara Prancis muncul dalam video pemenggalan pekerja kemanusiaan asal Amerika Serikat, Peter Kassig.
Dalam video yang dirilis ISIS pekan lalu, terlihat beberapa anggota ISIS yang mengenakan seragam ala militer namun tanpa penutup wajah seperti biasanya. Belasan tahanan asal Suriah berlutut di depan mereka.
"Semua yang bisa kami sampaikan sekarang ialah, adanya dua warga Prancis (dalam video ISIS)," terang Hollande dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Australia Tony Abbott di Canberra, seperti dilansir AFP, Rabu (19/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Prancis yang telah diidentifikasi tersebut bernama Maxime Hauchard, pria berusia 22 tahun dan berasal dari Normandy, Prancis bagian utara. Namun identitas warga Prancis kedua belum dipastikan oleh jaksa Prancis.
Lebih lanjut, Hollande mengaku tidak mengetahui pasti peran kedua warga Prancis tersebut dalam pemenggalan sejumlah sandera. "Sistem peradilan akan menentukan hal itu," imbuhnya.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazenueve di Paris mengatakan, Hauchard pergi ke Suriah pada Agustus 2013 lalu setelah tinggal di Mauritania pada tahun 2012, dan dia dilaporkan diradikalisasi secara online.
Hollande mengatakan, isu mengenai pejuang asing dan bagaimana mereka dicuci otak menjadi kekhawatiran utama bagi pihaknya.
"Mereka bisa saja berasal dari latar belakang apapun, dari etnis manapun, tapi mereka bisa dengan mudah dicuci otaknya, dan ini menjadi hal yang penting," ucapnya.
"Kita harus waspada, dan kita harus kuat. Kita harus tegas terkait jaringan dan juga terkait pejuang asing yang akan menghadapi konsekuensi atas tindakan mereka di depan hukum, ketika akhirnya mereka berhasil ditangkap, entah di Prancis atau di negara lain," tandas Hollande.
(nvc/ita)