Ambisi Politik Ical dan Masa Depan Golkar di 2019

Ambisi Politik Ical dan Masa Depan Golkar di 2019

- detikNews
Rabu, 19 Nov 2014 12:57 WIB
Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) didukung DPD I Golkar menjadi caketum di Munas yang bakal dipercepat akhir November ini. Sejumlah pihak mencoba menerka masa depan Golkar di Pemilu 2019 nanti, jika Ical kembali memimpin 'partai beringin'.

Pemilu 2019 akan menjadi sejarah baru di Indonesia, di mana Pileg dan Pilpres digelar secara serentak. Dengan Pileg dan Pilpres serentak maka kekuatan figur pemimpin parpol menjadi sangat penting.

"Harus ada sikap realistis ketika 2019 kita akan melihat bagaimana pemilu serentak itu mengidentifikasikan suara pileg tergantung performa tokoh di partai itu. Terutama ketika bicara capres, untuk hal ini Aburizal Bakrie sulit, bahkan di Pilpres 2014 untuk maju sebagai capres saja beliau tidak sanggup apalagi diharapkan jadi pendongkrak partai Golkar," kata pengamat

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wacana aklamasi dukungan ke Aburizal Bakrie jadi ketum lagi dinilai sangat tidak produktif. Karena berpotensi semakin menenggelamkan Golkar di Pemilu 2019 mendatang.

"Memaksakan satu nama secara aklamasi dan bukan magnet elektoral menjadi proses bunuh diri secara elektoral," kata Yunarto memprediksi.

Yunarto mengamati pertarungan menjelang Munas Golkar seolah menjadi ajang tarik ulur antara caketum pendukung KIH dan KMP. Hal ini sebenarnya kurang baik bagi Golkar.

"Golkar harus terlepas dari tarik ulur KIH dan KMP. Golkar tidak pernah menjadi follower. Selama ini Golkar disebut main dua kaki atau mbalelo, dan sebagainya, tapi Golkar selalu punya peran kuat. Saya melihat ada degradasi saat ini seakan-akan pertarungan Munas hanya jadi pertarungan KIH dan KMP, termasuk ARB seolah-olah menjadi perwakilan KMP," kata Yunarto,

"Menurut saya Golkar bisa menjadi partai penyeimbang atau apa. Tapi kalau dari awal memperkuat arah ke KMP atau KIH akan mmenjadi blunder karena Golkar akan menjadi partai kecil," pungkasnya.

(van/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads