"Telur yang dikeluarkannya itu kita teliti dan hasilnya adalah telur ayam," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati di kantornya, Jl Kesehatan, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2014).
Dien mengatakan, sejak diterimanya kabar Sinin bisa bertelur, kakek berusia 62 tahun tu langsung dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan. Hasilnya, tidak ditemukan gangguan atau kelainan kesehatan yang menyatakan Sinin bisa bertelur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah dicek dari dokter bedah dan kejiwaan, tidak ada sakit. Kita ronsen secara keseluruhan, juga tidak ada," tambah Dien.
Atas dasar ini, pihak Dinkes DKI berasumsi bahwa Sinin diduga memiliki gangguan perilaku. Dia berhalusinasi.
"Dicoba dibandingkan dengan telur yang masih fresh. Ternyata beda. Telur Sini sudah tidak segar, sudah banyak udara di dalam cangkangnya. Kuningnya juga sudah pecah. Maka itu, telurnya kita prediksikan umurnya 3 minggu. Artinya telor itu sudah ada dua minggu sebelum Sinin telurkan," katanya.
"Sini dari aspek bedah sehat. Penyakit dalam juga tidak ada kelainan. Kesimpulan kita ada gangguan perilaku, berhalusinasi bisa bertelur. Itu yang akan kita tindak lanjuti. Nanti kita periksa lebih lanjut. Akan kita pantau lebih jauh dari aspek kejiwaan.Kita akan konsultasikan Kong Sinin ke rumah sakit Duren Sawit," tambah Dien.
(jor/gah)