Ini Argumen Lengkap Prabowo Saat Ingin Mengurangi Subsidi BBM

Ini Argumen Lengkap Prabowo Saat Ingin Mengurangi Subsidi BBM

- detikNews
Selasa, 18 Nov 2014 16:36 WIB
Jakarta - Begitu Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM, satu persatu partai anggota Koalisi Merah Putih (KMP) menolak. Padahal seandainya menang Pilpres, Prabowo Subianto yang diusung KMP juga ingin mengurangi subsidi BBM.

Prabowo sempat mengungkap argumen tentang keinginannya mengurangi subsidi BBM di masa kampanye Pilpres 2014 silam. Di depan para pelaku bisnis, Prabowo mengungkap gagasan berani itu.

"Kita kurangi subsidi, tetapi kita tetap harus melindungi kelompok masyarakat yang paling miskin dan paling lemah," kata Prabowo dalam dialog capres yang diselenggarakan Kadin di Djakarta Theater, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2014) silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konsep Prabowo mengalihkan subsidi BBM untuk rakyat kecil sebenarnya mirip dengan apa yang disiapkan Presiden Jokowi saat ini. Subsidi dialihkan agar diterima oleh rakyat yang lebih berhak. Tak main-main, Prabowo bahkan punya rencana jangka panjang untuk menurunkan subsidi BBM.

"Kita bisa turunkan subsidi mungkin setengah sampai dua per tiga dalam tiga tahun. Kita bisa turunkan subsidi Insya Allah dalam 4 atau 5 tahun bisa meminimalkan subsidi," kata Prabowo.

Pengalihan subsidi tersebut rencananya akan dialihkan ke sektor lain yang langsung mengena ke rakyat kecil. Misalnya untuk penyediaan transportasi massal yang murah dan tambahan dana untuk pembangunan pedesaan.

Memang putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo tersebut sudah menghitung kemungkinan inflasi gara-gara kenaikan harga BBM. Namun baginya negara harus berani mengambil keputusan penting tersebut demi kesejahteraan masyarakat.

Pernyataan Prabowo tersebut juga menuai pro dan kontra dari kalangan masyarakat. Banyak juga masyarakat yang sepakat dengan Prabowo agar subsidi diarahkan kepada yang berhak. Namun di saat pemerintah Presiden Jokowi menaikkan harga BBM, koalisi yang tergabung di KMP langsung bersuara lantang menolak kebijakan Jokowi, di dalam politik tentu saja ini sudah biasa.

Presiden Jokowi dan Wapres JK sudah memahami risiko yang akan diambil dengan menaikkan harga BBM, termasuk arus penolakan dari KMP. Jokowi yang mengumumkan sendiri kenaikan harga BBM juga siap menghadapi apa pun risikonya.

"Semalam pemerintah menaikkan harga BBM. Itu juga ada risiko tapi lebih banyak manfaatnya. Karena itu kita ambil itu," kata JK dalam acara Risk and Government Summit 2014 yang diselenggarakan OJK di Hotel Dharmawangsa, Jalan Dharmawangsa, Jaksel, Selasa (18/11/2014).

"Kenapa presiden? β€ŽItu beliau memutuskan untuk mengumumkan sendiri di jam terakhir untuk menyampaikan. Risiko akan dia tanggung untuk diterima. Kami menerima risiko untuk dimaki-maki," tegas JK.

(van/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads