Aksi tersebut merupakan aksi gabungan dari berbagai organisasi mahasiswa. Dari benderanya nampak terlihat bendera HMI, PMII, GMNI, BEM, KAMMI, dan lain-lainnya. Mereka menggelar aksi di bundaran Gladag dengan melakukan orasi-orasi secara bergantian dan melakukan aksi bakar ban.
Aksi gabungan tersebut menilai Jokowi yang belum genap sebulan berkuasa sudah menunjukkan bahwa pemerintahan yang dipimpinnya adalah pemerintahan yang tunduk pada dikte kekuatan neolib. Salah satu bukti kuat yang mereka sebut sebagai ketundukann itu adalah keputusan Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di eks kantor Jokowi semasa menjadi wali kota tersebut, massa aksi diterima oleh Wakil Wali Kota Surakarta, Ahmad Purnomo. Purnomo menerima massa di depan gerbang sambil melakukan orasi di hadapan mereka.
Dalam orasinya Purnomo mengatakan aspirasi yang diperjuangkan oleh mahasiswa sejalan dengan sikap Wali Kota Surakarta, Hadi Rudyatmo, yang telah menegaskan menolak kenaikan harga BBM.
"Seperti adik-adik semua ketahui bahwa pimpinan kami, Bapak Wali Kota, telah menegaskan semenjak awal bahwa beliau menolak kenaikan harga BBM. Saya kira ini baru satu-satunya dan yang pertama ada kepala daerah menyatakan secara terbuka tentang sikapnya mengenai kenaikan harga BBM. Karena itu perjuangan adik-adik ini sejalan dengan perjuangan pimpinan kami," ujar Purnomo.
Setelah diterima dan mendapat dukungan dari balaikota, massa aksi kemudian membubarkan diri menuju ke kampus masing-masing.
(mbr/try)