Ical: KMP Dipandang Sebelah Mata, KMP Justru Makin Kuat

Ical: KMP Dipandang Sebelah Mata, KMP Justru Makin Kuat

- detikNews
Selasa, 18 Nov 2014 11:09 WIB
Jakarta - Ketua DPP Partai Golkar, Abu Rizal Bakrie hari ini membuka Rapat Pimpinan Nasional (rapimnas) VII di Hotel Melia Purosani Yogyakarta, Selasa(18/11/2014). Dalam pidato sambutannya Ical mengatakan sesuai AD/ART rapimnas dapat dilakukan lebih dari satu dalam setahun. Rapimnas adalah forum tertinggi.

Ical mengatakan Rapimnas VII ini adalah istimewa. Bukan hanya karena diadakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tapi forum rapat nasional ini digelar setelah pilpres.

"Setelah pilpres dan selama ini diwarnai persaingan dinamis KMP dan KIH," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan KMP pada awal berdirinya dipandang sebelah mata oleh lawan dan pengamat politik. Mereka menyatakan setelah 20 Oktober KMP akan bubar namun kenyataannya tidak benar.

"KMP justru semakin kuat," katanya.

Selain itu lanjut dia, Partai Golkar juga aktif membentuk koalisi permanen. Koalisi ini bukan karena pragmatis hanya untuk memenangkan Prabowo-Hatta tapi bernafaskan perjuangan ideologis dalam menegakkan Pancasila.

"Partai Golkar tidak ingin pemerintahan terganggu oleh kepentingan pragmatis dan rakyat Indonesia jadi menderita karena ketersediaan infra struktur dasar tidak memadai," katanya.

Menurut dia kehadiran KMP bukan untuk menghalang-halangi pemerintahan, atau pembangunan tapi untuk mengontrol.

Dia menambahkan ini adalah. Rapimnas terakhir sebelum munas ke 9. Sebelum munas, DPP harus menggelar rapimnas untuk membahas berbagai masalah.

Selama pidato sekitar satu jam itu dia juga menyoroti soal kenaikan BBM. Dia juga minta komisi XI untuk membahas visi/misi dan konstruksi pembangunan nasional.

Dia mengingatkan persaingan ke depan akan semakin ketat. Golkar juga harus menyikapi sistem pemilu ke depan.

"Apa perlu diubah. Ada masukan dari dewan pertimbangan.
Kita usulkan sistem proporsional tertutup," katanya.

Dia juga mengingatkan persoalan internal yang dihadapi Golkar pasca munas itu selalu menimbulkan perpindahan kader Golkar dengan mendirikan partai baru.

Dia mencontohkan munas Golkar tahun 1998 banyak kader yang pindah dan mendirikan partai baru. Pertama bernama PKP dan kemudian berubah PKPI.

Selanjutnya tahun 2004, pasca munas berdiri Partai Gerindra dan Hanura. Sedangkan tahun 2009 berdiri partai Nasdem.

"Munas ke 9 nanti, jangan sampai muncul gerakan terbentuknya partai baru," pesan Akbar.

Diakhir pidatonya dia berpesan dalam rapimnas ini harus pernyataan politik dan rekomendasi setelah rapimnas selesai.

(bgs/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads