"Kita ikuti aturan pemerintah. Keinginan sebagai warga ya harga murah. Kalau naik kan dampaknya bahan pokok juga naik mengikuti harga BBM," ujar Anton warga Kenjeran saat antre BBM di SPBU Coco nomor 51.601.77, Jalan Diponegoro, Surabaya, Senin (17/11/2014).
Harapan juga disampaikan Yeni Matofani warga Simo Kwagean. Ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai guru SD di kawasan Simo, Kecamatan Sukomanunggal ini berharap, dampak kenaikan BBM ini dapat meningkatkan pelayanan bagi warga miskin, masyarakat kelas menengah-bawah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yeni menambahkan, ketika pemerintah mengambil kebijakan kenaikan harga BBM, juga harus dibarengi dengan meningkatkanya pelayanan tempat fasilitas umum hingga rumah sakit.
"Jangan BBM dinaikkan, tapi pelayanan fasumnya gitu-gitu saja. Kayak di rumah sakit, masyarakat menengah-bawah, masyarakat yang membawa SKTM (surat keterangan tanda miskin) harus antre panjang dan pelayanannya kurang memuaskan. Belum lagi obat-obatan harganya mahal dan sulit dijangkau," terangnya.
"Silahkan naik, tapi fasilitas (untuk masyarakat kecil) bisa tercover semua," tandasnya.
Sementara itu, hingga pukul 22.30 wib, antrean roda empat maupun roda dua mashi terus mengular sejak pukul 21.15 wib di SPBU Coco. Meski kendaraan terus silih-berganti berdatangan, manajemen SPBU mengaku stock BBM diperkirakan masih cukup.
"Persediaan di kami stocknya masih cukup," ujar Kepala SPBU Coco nomor 51.601.77, Umar Syarif.
(roi/ndr)