Korban Gusuran Waduk Ria Rio Terlantar di Rusun Jatinegara Kaum

Korban Gusuran Waduk Ria Rio Terlantar di Rusun Jatinegara Kaum

- detikNews
Senin, 17 Nov 2014 19:38 WIB
Jakarta - Puluhan warga yang direlokasi dari Waduk Ria-Rio, Kp Pedongkelan, Jakarta Timur hanya bisa gigit jari. Meski telah dipindah, mereka belum mendapat hunian baru di Rusun Jatinegara Kaum.

Belasan keluarga yang terdiri ibu dan anak-anaknya memenuhi basement Rusun Jatinegara Kaum. Mereka tidur beralaskan tikar sembari menjaga harta benda miliknya. Mereka pun terlantar lantaran belum dapat menempati unit hunian rusun tersebut.

Salah satunya Tuti (52) warga Rt 07/06 Kp Pedongkelan mengaku kesal lantaran dipermainkan petugas rusun. "Saya sudah bolak-balik ke Rusun, tapi malah diping-pong ke Kelurahan dan Kecamatan. Kami sudah enggak punya apa-apa. Sekarang kami mau tidur di mana?" kata Tuti ditemui di Rusun Jatinegara Kaum, Senin (17/11/2014) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tuti selalu membawa statusnya sebagai wong cilik yang dipermainkan oleh pegawai birokrat. Tiap kali menanyakan kejelasan nasibnya, Tuti selalu diberi janji-janji manis.

"Dibilang syaratnya hanya KTP dan KK DKI Jakarta, setelah ditunjukan malah minta rekomendasi lurah dan camat," gerutunya.

Ia pun telah coba melengkapi syarat rekomendasi. Namun nyatanya meski surat rekomendasi telah dipegang, dirinya hanya bisa gigit jari.

"Sekarang saya sudah dapat dari pihak Lurah. Giliran diajukan ke Kecamatan, malah suruh balik lagi ke petugas rusun. Kami mohon jangan persulit kami," katanya.

Merasa kesal selalu dipermainkan dengan langkah birokrasi berbelit. Tuti pun memaksakan diri dengan tinggal di basement rusun.
Β 
"Katanya saya sudah terdaftar, bahkan tinggal ambil kunci rusunnya. Tapi pas ke sini malah enggak jelas seperti ini," ujarnya.

Senada dengan Tuti, Nanggala karyawan PT Akebono Brake juga mengaku tidak dapat kejelasan tempat tinggal. "Saya sampai saat ini belum dapat rusun dan uang kerahiman. Bahkan harta benda saya tidak ada yang terselamatkan," ujar Nanggala diujung teleponnya.

Nanggala mengaku kesal telah dibohongi oleh pihak kecamatan. Ia pun menyalahkan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) lantaran tak memiliki tempat tinggal.

"Bohong itu semua, hanya janji manis saja. Saya telah letih dipermainkan begini. Sekarang siapa yang mau bertanggung jawab dengan nasib saya, gara-gara itu kerjaan saya jadi berantakan," tutupnya dengan nada ketus.

(edo/rmd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads