"Memang benar ada beberapa patok yang hilang. Namun tidak ada yang bergeser. Karena patoknya kecil. Sementara ukuran patok hanya sebesar betis dewasa," terang Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XII/Tanjungpura, Kolonel Arm I Ketut Sumerta, di Makodam XII/Tanjungpura, di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, Senin, (17/11/2014)
Keberadaan sejumlah patok di perbatasan RI - Malaysia rawan hilang. Karena letak patok ini tersebar di sepanjang garis perbatasan 966 km Kalimantan Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TNI dengan Tentara Diraja Malaysia sering melakukan patroli rutin bersama. Patroli ini tidak gampang dilakukan, karena menempuh perjalanan kaki dengan medan yang berat.
Keberadaan patok dan berada di tengah hutan yang lebat. Ada 30 pos yang berfungsi sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas).
Sejumlah patok di perbatasan RI - Malaysia yang hilang ini dijelaskan Ketut hanya tertutup hutan dan semak belukar. Ketut membantah patok di perbatasan diserobot Malaysia.
"Tidak ada penyerobotan. Memang hilang," katanya.
Ketut mengaku selalu diberitahu terkait perkembangan di perbatasan.
"Saya setiap hari dikontak komandan Pamtas. Kita sering dilapori dari mereka di batas. Mereka terus menerus update info," kata Ketut.
Setiap saat, kata Ketut, kegiatan Pamtas TNI di perbatasan selalu tetap koordinasi dengan pihaknya. Patroli pamtas ini juga untuk mengecek keamanan wilayah RI-Malaysia, membantu kepolisian mencegah masuknya aksi penyelundupan dan kegiatan ilegal.
"Pokoknya yang ilegal dalam bentuk apapun termasuk TKI," tegasnya.
Ketika ditanya terkait warga perbatasan pindah kewarganegaraan Malaysia, Ketut menjelaskan, hingga kini belum ada. "Kalau soal pindah WN belum ada laporan. Itu sebenarnya yang kita takutkan. Kalau pembangunan belum stabil dan jauh tertinggal di perbatasan," selorohnya.
Yang jelas, TNI terus melakukan pembinaan teritorial untuk menumbuhkan rasa nasionalis warga di perbatasan.
"Bahkan aparat kami telah mengajak warga melaksanakan upacara di batas yang tak pernah sama sekali upacara di wilayah pedalaman Entikong, Kabupaten Sanggau," ungkapnya.
(try/try)