Cetak Master Intelijen, Panglima TNI Buka Sekolah Intelijen

Cetak Master Intelijen, Panglima TNI Buka Sekolah Intelijen

- detikNews
Senin, 17 Nov 2014 19:05 WIB
Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko membuka Sekolah Manajemen dan Analisis Intelijen. Ini merupakan langkah Moeldoko untuk mencetak Perwira TNI sebagai master intelijen yang memiliki kemampuan hebat dan diakui dunia.

Pembukaan Sekolah Manajemen dan Analisis Intelijen angkatan pertama tahun 2014 di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (17/11/2014), dihadiri oleh 30 siswa gelombang pertama. Mereka merupakan personel Perwira Menengah (Pamen) TNI yang telah lulus seleksi persyaratan umum serta khusus dan akan menempuh pendidikan selama 6 bulan.

"Saya minta agar soal-soal yang diberikan tidak sama. Kasih beban yang seberat-beratnya agar para siswa mampu mengasah dengan baik kemampuan intelijennya, anggaran akan disiapkan. Soal pengembangan SDM, saya tak perlu hitung-hitung, yang penting bisa berkembang dengan baik," ujar Moeldoko dalam acara pembukaan Sekolah Intelijen seperti tertulis dalam keterangan yang didapat detikcom, Senin (17/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Moeldoko, persoalan intelijen di Indonesia setelah reformasi menjadi kacau balau dan bahkan ada upaya untuk mengecilkan peran dan fungsi intelijen. Untuk itu dalam arahannya jenderal bintang empat itu memerintahkan agar ada penguatan intelijen yang harus segera dilakukan karena hal tersebut sangat penting.

"Hampir sebagian kita tahu, sebagian pejabat tahu, sebagian masyarakat tahu dan merasakan, tetapi sebagian besar itu juga tak berbuat apa-apa dan hanya menikmati kondisi ini. Bisanya hanya komentar, mengeluh dan menyalahkan orang lain. Tapi tak ada upaya yang serius untuk menanganinya," kata Moeldoko.

"Dulu kita punya tokoh dan master intelijen yang hebat dan diakui oleh dunia, seperti Bapak Yoga Sugama, Benny Moerdani dan Hendropriyono. Namun ke arah sini belum ada lagi master intelijen Indonesia," imbuhnya.

Persoalan intelijen di Indonesia yang terpuruk menjadi lemah dan tak berdaya disebut Moeldoko sudah berlangsung lama. Sehingga untuk mengembalikan Indonesia memiliki intelijen yang kuat menurutnya bukan persoalan yang mudah, namun membutuhkan waktu relatif lama.

Sekolah intelijen ini menjadi salah satu solusi untuk peningkatan kemampuan intelijen guna menciptakan master intelijen. Untuk itu, Panglima TNI berharap agar para Pamen menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya karena sekolah intelijen tersebut juga dikatakan Moeldoko bisa menjadi pengembangan karier prajurit TNI ke depan. Sehingga untuk menjadi seorang Asintel Kodam tidak harus mengikuti Sesko Angkatan.

"Tak perlu kecil hati. Yang terpenting agar menekuni bidang intelijen ini," tegas Panglima TNI.

Menurut Panglima TNI, Sekolah Intelijen ini juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan Mabes TNI bagi Pamen berpangkat Letnan Kolonel yang memiliki kemampuan intelijen yang hebat namun tidak memiliki kesempatan masuk Sekolah Staf dan Komando (Sesko) Angkatan. Selain itu juga terhadap Pamen yang masa depannya tidak jelas karena tidak ada sekolah untuk naik pangkat.

"Menurut pandangan Saya, saat ini para Pamen tak usah memikirkan soal jabatan. Karena nantinya akan menjadi master intelijen," tutur Moeldoko.

Mantan Pangdam Siliwangi ini pun meminta agar para siswa tidak terlalu memikirkan apakah sekolah intelijen ini dapat membuat Pamen naik jabatan. Moeldoko meminta agar siswa menjadikan sekolah ini sebagai jalan untuk mengembangkan karier prajurit TNI.

Selain dari jajaran TNI, Sekolah Intelijen ini juga akan mendatangkan ahli dari luar TNI dan pakar intelijen untuk mengajar para siswa. Mereka akan belajar di Satinduk (Satuan Induk) Bais TNI, Cilendek, Bogor.

Gelombang kedua Sekolah Intelijen ini rencananya dialokasikan untuk 35 orang dan akan dilaksanakan pada Februari 2015. Sementara untuk gelombang ketiga dialokasikan untuk 35 orang dan akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015.

Turut hadir dalam acara pembukaan Sekolah Intelijen Kasum TNI Laksdya Ade Supandi, Irjen TNI Letjen Syafril Mahyudin, Dansesko TNI Letjen Sonny Widjaya, dan Wakasau Marsdya TNI Bagus Puruhito. Selain itu juga para Asisten Panglima TNI dan Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya.

(ear/rmd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads