Masih Amat Langka Ruang Menyusui Bagi Ibu di Lokasi Fasilitas Publik

Masih Amat Langka Ruang Menyusui Bagi Ibu di Lokasi Fasilitas Publik

- detikNews
Senin, 17 Nov 2014 15:51 WIB
Jakarta - Kegiatan ibu menyusui semakin marak digaungkan dan dilakukan oleh masyarakat perkotaan. Tak hanya dari individu sang ibu, tetapi dari organisasi non-profit seperti AIMI juga ikut bersuara. Masyarakat kini sudah semakin menyadari pentingnya kegiatan menyusui bagi kesehatan ibu dan bayi.

"Namun, berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh tim kami, yang dikepalai oleh Rini Suryantini, dengan judul 'Ruang Laktasi di Kota: Kebutuhan dan Keberadaan Ruang Laktasi pada Fasilitas Umum' pada 2012, ditemukan masih sangat kurangnya fasilitas bagi ibu menyusui dan bayi terutama di fasilitas umum publik," kata Nevine Rafa, aktivis yang menaruh perhatian pada ruang publik untuk lokasi ibu menyusui dalam keterangannya, Senin (17/11/2014).

Menurut Nevine, yang juga dosen arsitektur UI ini, sejatinya terdapat keinginan besar dari para ibu untuk dapat menyusui dengan aman dan nyaman dimanapun mereka berada. Namun itu tadi, untuk dapat memenuhi tuntutan pengadaan fasilitas menyusui tersebut, tidaklah mudah apabila tidak direncanakan dengan baik sejak awal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada banyak fasilitas umum, ruang menyusui umumnya berupa ruang yang ditambahkan kemudian, sehingga seringkali berada di lokasi yang kurang strategis dan aksesibilitasnya menjadi kendala tersendiri bagi sang ibu," tambah dia.

Karena itu, berangkat dari keadaan dan hasil riset tersebut, maka tim dosen dari Departemen Arsitektur UI yakni Enira Arvanda, Rini Suryantini, dan dia sendiri menjalankan sebuah program pengabdian masyarakat yang didanai oleh Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) berupa pengadaan kabin menyusui yang dianggap dapat menjadi solusi bagi permasalahan pengadaan fasilitas tersebut, khususnya di fasilitas umum publik.

"Pada program ini, kami menitikberatkan pada pengadaan fasilitas untuk ruang transit transportasi publik, dikarenakan oleh urgensi dan karakteristik ruang tersebut yang kompleks dan unik, karena manusia di dalamnya tengah berada dalam mobilitas sehingga ada faktor waktu yang sangat menentukan. Stasiun kereta api merupakan salah satu fasilitas umum yang vital bagi mobilitas masyarakat ibu kota," jelas Nevine.

Kemudian tim arsitektur UI memilih Stasiun Kota dan Depok Baru menjadi lokasi program karena merupakan stasiun jarak jauh dan stasiun transit yang paling utama dan sibuk, sehingga kebutuhan akan ruang menyusui yang memadai lebih mendesak dari stasiun lainnya.

"Desain kabin menyusui yang akan diresmikan di Stasiun Kota dan Depok Baru pada tanggal 19 November 2014. Kabin menyusui ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dan cepat diaplikasikan pada titik-titik tertentu di area stasiun yang dianggap strategis," terang dia.

Adapun kelebihan dari desain kabin adalah dapat mudah diaplikasikan, dapat diduplikasi sesuai dengan kebutuhan (modular), dapat langsung diaplikasikan di area tunggu dengan menggunakan fasilitas eksisiting (tidak perlu merenovasi area), sangat efisien penggunaan volume ruangnya, dapat dibongkar pasang sehingga mudah disimpan apabila tidak dibutuhkan, serta biaya pembuatan modul kabin lebih ekonomis dibandingkan dengan membuat ruang menyusui konvensional.

"Studi kebutuhan dan desain awal kabin menyusui portabel yang diajukan telah dikembangkan oleh tim dan diharapkan melalui program pengabdian masyarakat ini dapat direalisasikan prototipenya agar dapat diterapkan dan dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat luas. Adapun pada program ini, kami menggandeng PT. KAI sebagai partner dalam mewujudkan terlaksananya program pengadaan kabin menyusui. Selain itu, kami juga mendapatkan dukungan yang luar biasa dari AIMI Jakarta dan KRLmania," urai Nevine.

"Harapan kami terhadap pengadaan program ini kedepannya adalah mampu menjadikan ruang kota lebih friendly terhadap ibu, anak dan manula. Hal ini dikarenakan selama ini yang mejadi acuan desain sebuah ruang adalah orang-orang sehat dewasa, dan umumnya laki-laki, sehingga well being for everyone menjadi acuan utama dalam proses mendesain area publik di fasilitas umum," tutupnya.

(ndr/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads