Mantan Sekjen Sebut Golkar Butuh Revolusi Mental

Mantan Sekjen Sebut Golkar Butuh Revolusi Mental

- detikNews
Sabtu, 15 Nov 2014 12:54 WIB
Jakarta - Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Sarwono Kusumaatmadja memandang Golkar dihinggapi pragmatisme politik. Oleh sebab itu, partai berlambang pohon beringin ini harus direvolusi mental.

"‎Kalau istilahnya Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo), kita harus revolusi mental lah," kata Sarwono dalam diskusi Populi Center dan Smart FM bertajuk "Berebut Golkar" di Restoran Gado-gado Boplo, Jl Gereja Theresia No 41, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (15/11/2014).‎

Sarwono menjelaskan, Ketum Golkar mendatang haruslah sosok yang terbebas dari mental pragmatisme politik. ‎Misalnya, Ketum Golkar tidak boleh hanya dipilih karena punya logistik yang besar untuk kader-kadernya, melainkan harus menjunjung ideologi.

"‎Politik Golkar saat ini terlalu pragmatis dan cetek. Itu yang bikin saya empet (muak) dengarnya. ‎Hanya bicara masalah siapa dapat apa," ujar Sarwono usai diskusi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam diskusi, Sarwono memandang sejarah Golkar sudah kian ditinggalkan oleh kader-kadernya. Dirinya menilai memang pada satu saat sejarah Golkar memang pernah dimusnahkan.

"Kalau orang sudah nggak ngerti sejarah, apa sih yang bisa kita pahami?" ujar Sarwono.

Dia lantas membandingkan geliat kepengurusan eranya dengan era sekarang. Sekarang ada sekitar 300 pengurus Golkar, namun Sarwono melihat semangat kepartaian di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta tak sesemarak dulu.

"Golkar rohnya sudah hilang," kata Sarwono.

‎Pengamat politik dari Populi Center Nico Harjanto juga menyoroti oligarki di kepemimpinan Golkar. Menurutnya, fenomena itu tidak sehat bagi partai sebesar Golkar. Partai terbuka seperti Golkar tak bisa disamakan dengan perusahaan berformat Perseroan Terbatas yang menerapkan sistem oligarki.

"Tentu ini tidak sehat bagi partai," katanya.

(dnu/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads