Setelah Jokowi Bercelemek, Kini Koran Courier Mail Adu Putin Vs Abbott

Jakarta -

Koran Courier Mail kembali menampilkan headline yang kontroversial. Setelah memajang foto sejumlah kepala negara yang hadir di G20 dengan gaya tak biasa, kini mereka mengadu Presiden Rusia Vladimir Putin dan PM Australia Tony Abbott.

Headline mereka kini berjudul 'Ice Cold War'. Gambar yang ditampilkan adalah seekor beruang yang bertopi dan memakai kalung berlogo komunis sebagai simbol Rusia, berhadapan dengan kangguru yang sedang mengepalkan tangan seperti hendak bertinju sebagai simbol Australia.

"PM Abbott punches on with Putin-accusing the Russian President of acting like a Soviet-era bully as relatinoship plunges to a new low," tulis subdjudul media yang pernah gencar mengabarkan soal kasus pembunuhan Mayang Prasetyo tersebut.

Maksud dari judul headline surat kabar itu adalah terkait ketegangan antara Rusia dan Australia karena peristiwa Malaysia Airlines MH17 yang ditembak di langit Ukraina. Diduga, insiden itu berhubungan dengan pihak Rusia. Di dalam pesawat, ada puluhan warga Australia yang tewas.

Sebelumnya, Courier Mail menampilkan headline kontroversial dengan memajang foto para pemimpin G20 dengan gambar yang tak biasa. Ada Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang bertelanjang dada dan mengenakan celana renang. Ada pula Presiden RI Jokowi yang mengenakan peci hitam dan baju kotak-kotak, yang digambarkan sebagai tukang masak barbekyu lengkap dengan celemeknya. Persis di sebelah Presiden Jokowi tampak Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma yang sedang memegang botol bir.

Dengan judul 'Welcome to Paradise', media itu juga menampilkan gambar Kanselir Jerman Angela Merkel, yang sedang memeluk seekor koala dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengenakan topi yang terbuat dari karton bir.

Sementara Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tampak berpakaian seperti penjaga pantai (lifeguard) dan Presiden China Xi Jinping terlihat seperti akan pergi berenang dengan sehelai handuk di atas bahunya.

Gambar para pemimpin dunia tersebut telah menimbulkan berbagai reaksi. Ada yang protes namun ada juga yang kagum.

Media Courier Mail juga pernah disorot dan akhirnya meminta maaf karena terlalu berlebihan memberitakan kematian Mayang.

(mad/nik)