"Media sosial itu adalah media berekspresi secara lisan, di situ ada (janjian) 'yuk ada undangan ngumpul jalan minggu pagi' kan bagus. Ketika kita nerima kita harus kelola dengan dewasa," ungkap Anies di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakpus, Jumat (14/11/2014).
Terkait akun twitter @jalurSMA yang dijadikan sarana janjian untuk tawuran, Anies meminta agar semua pihak tidak menyalahkan media sosialnya. Permasalahan yang perlu disoroti menurut Anies adalah bagaimana penggiat media merespon segala bentuk aktivitas di dunia maya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontrol orang tua dan sekolah disebut Anies sangat penting terkait hal ini. Pengetahuan orang tua mengenai gadget disebutnya dapat mengontrol sikap dan tingkah laku sang anak.
"Yang ajari siapa? Orang tua, sekolah dan kalau nggak mau ikut (terlibat aktivitas tawuran) pertanyaan lainnya gini, aktivitas apa yang menarik? Karena kalau nggak ada yang menarik ya mereka akhirnya minimal nonton kalau nggak berkelahi," tukas mantan Rektor Universitas Paramadina itu.
Andi yang merupakan pelajar SMA 109 Jakarta tewas setelah dikeroyok pada 7 November lalu di Simpang Pejaten Village, Jaksel. Kejadian berawal saat akun @jalurSMA berkicau mengenai kekalahan SMA 109 atas SMA 60 saat tawuran. Postingan itu memicu pelajar kedua sekolah untuk bertemu dan akhirnya kembali berkelahi. Andi tewas dengan luka tusuk di sekujur tubuhnya.
(ear/rvk)