Meski demikian, Sumartini mengaku tidak lelah. Dia sudah akrab dengan banjir.
"Nggak capek ngepel habis banjir. Saya mah sudah terbiasa. Saya di sini dari lahir," ujar Sumartini di rumahnya, Jumat (14/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Sumartini, banjir saat-saat ini sudah tidak setinggi periode lalu. Karena itu dia pun enggan pindah dari rumahnya yang hanya berupa petakan tersebut.
"Saya di sini dari lahir. Ini rumah warisan orang tua. Sebenarnya saya mau pindah. Tapi rumah di Jakarta mahal harganya dan suami saya hanya tukang ojek," curhat Sumartini sambil mengepel rumahnya.
Pada November 2014 ini, sudah 4 kali banjir menerpa rumah-rumah warga. Seperti Sumartini, warga-warga lainnya sudah terbiasa dengan banjir lokal maupun limpasan dari Bogor tersebut.
Kampung Pulo sejak zaman baheula merupakan kawasan langganan banjir di Jakarta karena posisinya yang berada di bibir Kali Ciliwung. Pemprov DKI Jakarta berusaha menggusur perkampungan itu dalam rangka normalisasi Kali Ciliwung untuk mengurangi banjir di Ibukota, tapi itu bukan perkara mudah.
Meski saat ini hujan telah mampir ke Jakarta nyaris setiap hari, namun puncak hujan baru terjadi awal tahun depan.
(nik/nrl)