
Presiden Obama kembali mengutarakan dukungannya bagi reformasi Myanmar.
Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi menyebut undang-undang dasar negara itu tidak adil dan tidak demokratis setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Barack Obama di rumah Suu Kyi.
Suu Kyi mengecam pemerintah karena tidak memungkinkannya menjadi presiden bila partainya berhasil menang dalam pemilihan umum tahun depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam jumpa pers setelah pertemuan dengan Presiden Obama di Yangon (14/11), proses reformasi Myanmar mengalami kendala tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan komitmen, bantuan dan pengertian dunia.
Sementara itu Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan proses reformasi di Myanmar belum tuntas. Obama juga menyinggung soal klausul konstitusi yang melarang seseorang yang bersuamikan, beristrikan warga asing atau anak-anaknya berkewarganegaraan asing untuk menjadi presiden.
Dua putra Suu Kyi memegang kewarganegaraan Inggris sehingga Suu Kyi tidak memenuhi syarat menjadi presiden.
Pertemuan Obama dengan Aung San Suu Kyi diadakan sehari setelah presiden AS menghadiri KTT Asia Timur di ibu kota Myanmar Nay Pyi Taw.
(nwk/nwk)