Sekjen Partai Golkar Idrus Marham yakin bahwa Munas 2015 akan mengukuhkan posisi partai beringin di Koalisi Merah Putih. Ketum baru yang nanti terpilih pun wajib menjalankan keputusan itu.
"Saya punya keyakinan bahwa salah satu keputusan penting Munas adalah memperkuat golkar dalam elemen utama di KMP," kata Idrus di Gedung DPR, Senayan, Jakpus, Jumat (14/11/2014).
Idrus menuturkan bahwa DPP telah menerima surat dari Dewan Pertimbangan Partai Golkar yang diketuai oleh Akbar Tandjung. Dalam surat bertanggal 4 November 2014 itu, Akbar menyarankan agar Golkar tetap berada di KMP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, Idrus mewanti-wanti agar siapapun ketum terpilih nantinya, dia menjalankan keputusan Munas. Sanksi terberat menanti bila membangkang.
"Siapapun ketumnya, dia harus tunduk pada keputusan Munas. Kalau tidak tunduk bisa jadi alasan utama untuk impeach ketum kalau tidak jalankan keputusan Munas," ancamnya.
Terkait Aburizal Bakrie yang siap maju lagi sebagai ketum, Idrus menyebut bahwa Ical telah mendapat dukungan lebih dari 50 persen DPP. Ical akan tidak bertanggung jawab bila meninggalkan dukungan itu.
"Kalau ARB tidak maju dan setelah didukung 50 persen pemilik suara, berarti ARB tidak tanggung jawab," pungkas Idrus.
Setidaknya ada 8 kader Golkar yang berniat maju menjadi calon ketum Golkar. Mereka adalah, Aburizal Bakrie, Airlangga Hartarto, Agung Laksono, Hajriyanto Y Thohari, Priyo Budi Santoso, Zainuddin Amali, MS Hidayat, dan Agus Gumiwang Kartasasmita. Nama yang terakhir disebut telah terang-terangan menyatakan akan mengubah haluan Golkar ke Jokowi-JK jika terpilih menjadi ketum.
(imk/trq)