"Tapi kalau kita naikkan tinggi pada saat harga turun tentu tidak bagus juga untuk masyarakat, kita sesuaikan dengan keadaan saat itu," ujar JK di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (14/11/2014).
"Bahwa nanti naik lagi melonjak, tentu kita pikir ulang lagi," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena bila harga turun banyak negara rugi dia punya perusahaan, mengurangi produksi. Kayak OPEC pasti dia kurangi produksi. Di Amerika memang gasnya baik sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar, jadi kita melihat kondisi yang ada," terangnya.
Sebelumnya, JK mengatakan pengumuman kenaikan harga BBM menunggu kepulangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari lawatan luar negeri. "Memang kita perlu cepat, Insya Allah begitu Pak Jokowi tiba itu akan segera diumumkan supaya menghilangkan keragu-raguan," ujar JK.
JK menjelaskan, pemerintah saat ini sedang melakukan kalkulasi ulang terkait besaran harga kenaikan BBM berdasarkan harga minyak dunia yang saat ini sebesar US$ 80 dollar per barel dan melemahnya rupiah. "Artinya yang diimpor juga naik harganya akibat rupiah tetapi turun harganya karena minyak dunia," terangnya.
"Kita hitung kombinasinya berapa persen naik berapa persen katakanlah dipertahankan karena harga minyak mentah," tambahnya.
(fiq/rmd)