"Jadi, saya terima kasih kepada Brimob. Karena saya lihat saat anev (analisa dan evaluasi) kemarin itu 1 bulan itu 179 kali unjuk rasa, artinya, setiap hari pasti ada unras," kata Unggung kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (14/11/2014).
"Jadi saya sekali lagi terimakasih pada seluruh anggota Brimob dan Sabhara yang setiap hari memberikan pelayanan pada masyarakat khususnya dalam aksi unjuk rasa," kata Unggung yang mengenakan seragam PDL loreng Brimob.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi juga di sana (Mako Brimob Kelapa Dua), (oleh) Kapolri, disampaikan di sana, terutama satu tadi yang ditonjolkan masalah KBR yaitu penanganan bom yang kaitannya dengan masalah Kimia Biologi dan Radioaktif. Selama ini Alhamdulillah dengan adanya perkap itu tidak ada yang boleh bawa senjata, itu yg harus kita pahami," jelasnya.
Sehingga, dalam mengantisipasi tindakan anarkis dalam unjuk rasa, lanjut dia, tidak jatuh korban jiwa karena Brimob memgang Perkap tersebut.
"Jadi tidak ada korban, apalagi korban dari masyarakat. Tetap maksimal gunakan gas air mata ini sangat aman," imbuhnya.
Sebagai mantan Kakor Brimob Polri, Unggung mengaku bangga dengan Brimob. Pasukan elit Polri ini mampu menangani kejahatan tingat tinggi yang terjadi di sejumlah wilayah, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di daerah konflik.
"Brimob ini khusus untuk penanggulangan kejahatan tingkat tinggi, kaitannya dengan masalah penanggulangan unjuk rasa sama PHH, tetap pendekatan-pendekatan pada masyarakat tetap persuasif, simpatik dan humanis," tuturnya.
"Dirgahayu Brimob, tetap mottonya kondusif 'Jiwa Ragaku demi Kemanusiaan'," tutupnya.
(mei/fjp)