"Kita harus memastikan bahwa laut menyatukan, bukan memisahkan kita. Kerjasama membangun konektivitas dan infrastruktur maritim harus menjadi fokus kita ke depan," kata presiden Joko Widodo di hadapan para pemimpin ASEAN, di Myanmar International Convention Center (MICC), Nay Pyi Taw, Rabu (12/11/2014).
Ditambahkan Jokowi, politik dan keamana ASEAN hanya bisa diwujudkan apabila kita menghormati kedaulatan masing-masing. Proses penyelesaian masalah harus dengan cara-cara damai dan bersatu dalam menjaga otonomi strategis kawasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indonesia berharap agar sumber-sumber konflik di laut --seperti pencurian ikan, pelanggaran wilayah, penyelundupan dan sengketa wilayah-- dapat diatasi melalui kerjasama yang sungguh-sungguh," tegasnya lagi.
Khusus untuk Laut Tiongkok Selatan, Jokowi menyerukan semua pihak untuk menahan diri, menjalankan Declaration of Conduct (DoC), dan mempercepat kesepakatan Code of Conduct (CoC).
"Saya menyadari, ASEAN telah menjadi aktor dan memiliki kewajiban terhadap masyarakat global. Oleh karena itu, kita harus memastikan lingkungan strategis kita di Asia Timur, yang menjadi pusat gravitasi dunia, tetap damai dan stabil, sehingga kondusif bagi kemakmuran bersama," urainya.
β
β
(mad/fjr)