Pagi hari di saat jam berangkat kantor lalu-lintas di Ibu Kota Jakarta pasti mengalami kemacetan luar biasa. Tapi itu berbeda di Singapura, pagi hari di hari kerja kemacetan tidak terjadi di pusat kota.
Saat detikcom berkunjung ke Singapura, Rabu (12/11/2014), lalu lintas di daerah pusat kota Singapura tidak terjadi. Seperti yang terjadi di kawasan Orchard Road, hanya terdapat antrean 6-7 mobil ke belakang di tiap lampu merah.
Nampaknya, penerapan ERP di kawasan ini sedikit berhasil. Bayangkan saja, untuk melintas di daerah ini pengendara mobil harus merogoh kocek 1 sampai 6 dollar SGD sekali melintas. Harga ERP tergantung jam dan hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sharon, warga Singapura mengatakan, warga Singapura lebih memilih transportasi umum ketimbang kendaraan pribadi untuk berkantor. Dia mengatakan kendaraan pribadi di Singapura mahal untuk dikendarai.
"Tarif parkir saja hitungan menit di sini," ucapnya.
Lantas bagaimana dengan kondisi transportasi umumnya? Memang di beberapa halte terlihat kepadatan, namun di sana sangat tertib. Tidak ada selak-selakan antar penumpang. Bus nya pun terlihat nyaman dan semuanya dilengkapi AC.
Melihat kondisi stasiun MRT juga terjadi antrean di pagi hari. Tapi bila dibandingkan dengan antrean Commuter Line di Stasiun Tebet, sangat jauh perbedaanya. Kebanyakan warga asli sudah menggunakan sistem tiket abodemen atau yang dikenal dengan multi trip. Sedangkan turis biasanya membeli tiket single trip dalam sebuah mesin tiket elektronik.
(rvk/ndr)