Ketika Ahok Dijadikan Contoh Warga Etnis Tionghoa untuk Terjun Menjadi Birokrat

Ketika Ahok Dijadikan Contoh Warga Etnis Tionghoa untuk Terjun Menjadi Birokrat

- detikNews
Sabtu, 08 Nov 2014 13:44 WIB
Jakarta - Pengamat Politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya berbagi kisah awal mula dirinya terjun ke dunia politik. Berpolitik, bagi warga keturunan Tionghoa seperti dirinya adalah hal yang langka.

Awal mendirikan Charta Politika, kata Yunarto, bermula dari ketidaksengajaan saat bertemu dengan mantan dosennya, Bima Arya di sebuah hotel. Yunarto yang kala itu masih bekerja di bank, memutuskan untuk mengundurkan diri dan menerima tawaran tersebut.

"Tahun 2008, awal mula saya di Charta Politika, tentu gaji saya lebih rendah dari waktu bekerja di Citibank. Tetapi saya pikir, bekerja sesuai passion adalah priceless," katanya dalam diskusi politik di gedung Pullman Upperroom, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (8/11/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semenjak menjadi konsultan politik, Totok, sapaan akrab Yunarto mengaku waktunya semakin tersita. Hampir sepanjang hari ia habiskan untuk bekerja hingga kerap mendapat omelan dari sang istri.

Namun dia mengaku menikmati profesi tersebut. Meski demikan, Totok tidak terjun langsung ke dalam dunia politik dan lebih memilih menjadi konsultan politik. Nmaun mantan lulusan terbaik Universitas Parahyangan ini mengaku belum berani menjadi birokrat yang mampu mengubah sistem.

"Warga Tionghoa, saat ini paling cuma Ahok yang masuk birokrat dan berani mengubah sistem," ujarnya.

"Untuk saat ini saya masih memilih di 'luar'. Tapi belum tahu 5 tahun mendatang, apakah saya akan masuk birokrat dan seberani Ahok," katanya diiringi tepuk tangan meriah dari para hadirin.

(kff/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads