"Sampai sekarang pihak Basarnas dan kami masih mencari dan berusaha memastikan," kata Kabid Humas Polda NTB AKBP M Suryo Saputro kepada detikcom, Sabtu (8/11/2014).
Pihak Singapura meminta pencarian dilakukan hingga sembilan hari. Permintaan Singapura itu dilakukan karena pilot pesawat berasal dari negeri Singa tersebut. Sang pilot adalah kapten Boon Huan Lua (instruktur), sementara siswa yang ada di pesawat adalah Jati Wikanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Upaya pencarian tetap akan dilakukan, cuma metodenya yang akan dievaluasi," kata Suryo.
Kendala pertama yang mempersulit pencarian adalah ketidakjelasan lokasi jatuhnya pesawat. Yang bisa dilakukan Tim adalah mengestimasi semaksimal mungkin lokasi jatuhnya pesawat itu berdasarkan data-data yang dihimpun.
"Yang jelas, kita tidak tahu persis jatuhnya di mana. Kita kira-kira estimasi dari saksi dan sinyal yang ditemukan terakhir," kata Suryo.
Kendala kedua, kondisi alam tempat diduga jatuhnya pesawat adalah laut. "Laut ini kita tidak bisa mengukur keadaan persisnya. Air laut bergerak, kontur dan struktur di dalamnya kita tidak tahu persis," katanya.
Pesawat nahas bernomor registrasi PK-LLC itu hilang sejak 30 Oktober lalu. Pesawat berangkat dari bandara Internasional Lombok Raya sekitar pukul 10.19 Wita, menuju area training di Pulau Sumbawa. Satu jam kemudian hilang kontak.
(dnu/ahy)