Tiket tersebut ditemukan saudara sepupu Sumarti yang berada di Hong Kong saat memeriksan kamar Sumarti. Tertera di tiket, Sumarti seharusnya mudik ke Indonesia 2 November 2014, sesuai janjinya ke keluarga pertengahan Oktober lalu.
"Yang menemukan tiketnya namanya Jum (Jumiyati), sepupunya yang juga bekerja di Hong Kong. Tiket di bawah kasur. Tanggal 2 November akan terbang ke Indonesia," kata ayah Sumarti, Ahmad Kaliman, Jumat (7/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, perasaan Kaliman masih campur aduk. Sempat terpintas di benaknya akan membalas kekejaman Rurik (pelaku pembunuhan). "Seandainya saya lihat di situ, saya bisa-bisa membalasnya membunuh," ucapnya.
Kaliman menceritakan Sumarti adalah anak yang sangat berbakti dan tulang punggung keluarga. Bahkan dia juga dikenal sebagai anak yang selalu membahagiakan kedua orang tuanya. Karena sejak kecil keluarganya selalu hidup dalam kemiskinan, ada keinginan kuat dari Sumarti untuk mengangkat derajat ekonomi keluarganya dengan cara bekerja di luar negeri.
Jasad Sumarti ditemukan menjadi beberapa bagian dan ditaruh di koper, Sabtu (1/11) lalu. Di lokasi yang sama, apartemen mewah di Wan Chai, juga ditemukan jasad Jesse Lorena atau Seneng Mujiasih, warga Muna Sulawesi Tenggara. Hingga saat ini, jenazah keduanya belum diterbangkan ke Indonesia.
(arb/try)