"Hasil autopsi menyebutkan bahwa pada punggung bayi bukan karena luka bakar, tapi kelainan kulit Dermatitis Scald, seperti ruam akibat popok, penyebab umumnya bisa karena kain kurang bersih yang memungkinkan kulit bayi terpapar bakteri. Bukan karena trauma panas yang disebabkan inkubator," ujar dokter forensik RS Bhayangkara Polda Sulselbar, AKP dr Mauluddin Mansyur Sp.F dalam keterangan pers-nya di Polsek Panakukang, Jumat siang (7/11/2014).
Sementara menurut Kapolsek Panakukang, Kompol Tri Hambodo di tempat yang sama menyebutkan bayi Fadhlan meninggal karena gangguan dan kegagalan pernafasan akibat sebagian besar alveoli paru-paru belum matang dan berkembang, sebagaimana kelainan yang sering didapati pada bayi prematur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, bayi Fadhlan meninggal dunia di RSIA Catherina Booth, 25 Oktober lalu. Sebelumnya, bayi Fadhlan yang lahir kembar bersama adiknya, Fayyadh Zafran Al-Faiq pada Selasa (21/10), dengan kondisi prematur di RSB Bunda. Karena kondisinya melemah, Fadhlan kemudian dirujuk pada Kamis (23/10) ke RS Catherina Booth. Belum genap dua hari dirawat Fadhlan meninggal dunia.
Fadli, ayah Fadhlan, diberitahu oleh perawat RS Catherina Booth bahwa bayinya mengalami luka bakar pada punggungnya setelah dirawat di Inkubator RSB Bunda. Karena menilai ada yang tidak wajar dengan kematian bayinya, Fadli melaporkan pihak RSB Bunda ke Polsek Panakukang, Rabu 29 Oktober silam.
(mna/try)