Pantauan di lokasi, usai memarkir kendaraannya di Jl Agus Salim, para pemilik kendaraan menukar uang kertas dengan uang koin 500-an yang dibawa oleh juru parkir. Mereka kemudian melakukan pembayaran di mesin parkir meter dengan sistem manual. Sebanyak 11 mesin parkir meter di lokasi ini masih menggunakan uang koin.
Para juru parkir mengaku belum menerima informasi resmi dari pihak Dishub kapan penggunaan sistem e-ticketing dimulai. Setiap hari, mereka masih menerima penukaran uang koin dari Dishub untuk memudahkan para pemilik kendaraan yang hendak parkir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutikno mengaku, pihaknya juga belum mendapatkan pelatihan mengenai penggunaan sistem pembayaran e-ticketing tersebut. Namun ia yakin, penggunaan sistem e-ticketing akan lebih mudah.
"Mau pakai koin atau elektronik nggak masalah, sama saja. Kita ikut apa yang diperintahkan,"ujarnya.
Salah seorang pengguna parkir, Rianti (28) mengaku lebih sepakat jika pembayaran parkir meter dengan sistem e-ticketing. Sehingga nantinya proses pembayaran parkir akan lebih mudah dan tidak memakan waktu lama.
"Kalau pakai elektronik bakal lebih simpel, nggak perlu tukar koin lagi. Nggak takut kehabisan koin juga," katanya.
Sementara itu pengguna parkir yang lain, Hardi, mengungkapkan hal sebaliknya. Ia khawatir akan kerepotan jika harus menggunakan e-ticketing.
"Repot mesti isi saldo dulu. Kalau kita lupa ternyata saldonya habis, nggak bisa parkir dong ya," ujar pengguna motor ini.
Ia mengaku memang jarang memanfaatkan transportasi umum yang menggunakan sistem e-ticketing seperti kereta api dan Bus Trans Jakarta. Sehingga ia belum memiliki banyak pengalaman menggunakan e-ticketing.
"Pengalaman teman saya begitu. Ada yang kartunya hilang padahal saldo masih banyak, ada yang saldo habis dan lupa ngisi. Macam-macamlah," tuturnya.
(kff/ndr)