Pelaku yang diketahui merupakan pedagang sayur di Pasar Induk Kramat Jati itu mengaku staf BKN terhadap korban. Ia pun mengiming-imingi beasiwa agar bisa mencabuli siswi SMP tersebut.
"Waktu itu saya mau ke Bogor buat pinjam uang sama teman saya untuk modal jualan sayur," ujar Joko di Mapolres Jakarta Timur, Kamis (6/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Uangnya sudah saya dapat. Lalu pas saya nunggu angkot di pinggir jalan, saya ketemu dengan siswi SMP," tuturnya.
Bermodalkan KTA dan kemeja bertuliskan BKN. Joko pun merayu anak di bawah umur tersebut.
"Saya ngobrol-ngobrol dengan siswi SMP itu. Lalu saya bilang kalau saya bisa kasih beasiswa, saya bujuk terus sampai akhirnya dia mau. Habis itu saya ajak ke dalam kantor," tuturnya.
Ketika sedang mencabuli siswi SMP itu, tiba-tiba korban berteriak sehingga mengundang kedatangan petugas keamanan.
"Saya ajak ke lantai enam. Di situ saya bujuk, sampai akhirnya saya cabuli. Tapi dia teriak-teriak dan tahu-tahu ada satpam yang masuk pergoki saya," katanya.
Joko pun mengaku dirinya nekat memperdaya siswi SMP tersebut lantaran sudah lama ditinggal istri. Sehingga timbul keinginan untuk menikmati nafsu syahwatnya.
"Saya terangsang melihat tubuh siswi SMP itu, makanya saya perdaya biar mau sama saya. Soalnya saya sudah ditinggalin istri karena impoten," katanya.
Lantaran perbuatan, Joko harus ditahan di balik jeruji Polres Jakarta Timur. Tak hanya saat digeledah anggota, didapati uang palsu pecahan 50 ribu sebanyak satu juta.
Menanggapi kasus tersebut, Kanit PPA Polres Jakarta Timur, AKP Endang mengatakan pihaknya tengah mendalami keterangan pelaku. "Yang pasti tersangka itu bukan pegawai BKN tetapi dia itu sebenarnya pedagang sayur di pasar Induk," kata Endang.
Pihaknya juga telah melakukan visum kepada korban. Kasus ini ditangani Unit PPA Polres Jakarta Timur.
"Kami masih lakukan pemeriksaan kepada pelaku dan korban. Saat ini masih dalam proses penyidikan," ungkapnya.
(edo/vid)